Always You

Intan Nur Syaefullah
Chapter #20

Makan Seblak

Tak lama kemudian, Bu Farras pun pulang kembali ke rumahnya. Syahila dan Kiana hanya mengantar sampai depan pintu asrama, kemudian mereka kembali naik ke atas menuju kamar mereka.

Sekembalinya Syahila dan Kiana ke kamar, Syahila melihat Kiana yang sedang gelisah. Syahila berfikir bahwa adik kelasnya itu khawatir dengan ibunya yang memang datang ke pesantren dengan mengemudi sepeda motor seorang diri.

“Kamu kenapa Kia? gelisah gitu.” Tanya Syahila.

Kiana menoleh kearah Syahila dan menatapnya lama. Kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam lemarinya. Kiana memberikan benda yang diambilnya kepada Syahila, kemudian Syahila membacanya sampai selesai.

“Udah, gak usah ditanggepin. Nanti juga cape sendiri dia.” Ucap Syahila sambil melipat kertas yang tadi dibacanya itu.

Itu merupakan surat dari Nisa adik dari Shofi yang memang kurang terlalu suka dengan Kiana.

“Kak Sya jangan bilang mamah atau aa ya.” Pintanya kepada Syahila.

“Iya, aku gak bakal bilang sama mamah kamu kok, tapi bentar kamu bilang apa tadi?” Tanya Syahila, meminta Kiana mengulang perkataannya barusan.

“Jangan bilang mamah atau aa. Kenapa? Ada yang salah?” Tanya Kiana balik.

“Enggak sih, aneh aja dengernya. Kesannya seperti aku deket aja sama kakak kamu itu, kenal aja enggak.” Jawab Syahila tegas.

“Masa? Gak percaya ahh.” Ucap Kiana, ia melipat kedua tangannya di depan dada.

“Serah.” Kata Syahila cepat.

“Dih? Ngambek? Biasanya yang ngambek itu ngerasa loh.” Kata Kiana terus menggoda Syahila.

“Kia, please! Jangan begini ya. Kalau orang liat kamu begini nanti mengira bahwa aku beneran punya hubungan dengan kakak kamu Kia.” Ucap Syahila.

“Aku cuma mau belajar dengan tenang disini, aku gak mau ada gosip – gosip yang aneh tentang aku lagi Kia. Tolong, mengertilah.” Syahila memohon untuk Kiana berhenti menggodanya.

“Iya, aku tahu. Aku juga merasakan rasanya ditatap oleh mata yang mengintimidasi itu, aku paham banget soal itu. Kak Sya ngerasa gak sih kita ini mempunyai urusan dengan kakak beradik itu, bedanya mereka saudara kandung sedangkan kita memang hanya sebatas teman dekat.” Kata Kiana dengan serius.

“Maksud kamu dengan Kak Shofi dan Nisa?” Tanya Syahila kepada Kiana untuk memastikan.

“Ya iya, siapa lagi? Coba Kak Sya pikir deh kakak punya problem sama Kak Shofi memperebutkan aa sedangkan aku punya problem dengan Kak Nisa gara – gara aa juga. Kata Kiana menjelaskan. Syahila terkejut mendengar perkataan Kiana barusan.

“Enak saja! Aku tidak memperebutkan kakak kamu ya, itu cuma kesalahpahaman saja. Yang benar adalah Kak Shofi yang memang suka dengan kakakmu Jay, aku hanya dijadikan kambing hitam saja karena aku deket sama kamu. Kurang kerjaan banget kali, memperebutkan. Seperti sudah tidak ada cowok di dunia ini saja.” Sanggah Syahila tidak terima dengan perkataan Kiana.

“Iya, iya sorry. Aku juga problemnya hanya kesalahfahaman saja antara aku dan Kak Nisa. Dia kira mentang – mentang Kak Shofi suka sama aa, terus aku mau comblangin aa dengan Kak Shofi gitu? Ih, sorry aja yaa.” Kata Yasmin, dan langsung menatap ke arah Syahila yang sedari tadi sudah menatapnya seakan tersadar sesuatu.

Lihat selengkapnya