“Saat kamu fokus mengejar mimpimu, sampai kamu tak menyadari ada yang memperhatikanmu dari jauh. Ia tak berani mendekat kearahmu, karena melihat tingginya benteng yang dibangun olehmu. Itulah ujian untukmu, dapatkah kamu mempertahankan benteng itu?”
Hari ini Syahila ada jam olahraga, maka ia dan teman – temannya sudah berada di lapangan sedang melakukan pemanasan sambil menunggu guru olahraganya datang.
Syahila dan teman – temannya telah melakukan lari keliling lapangan basket sebanyak tiga kali dan melakukan peregangan.
Setelah melakukan itu semua, masing – masing siswi diberikan kesempatan untuk melakukan gerakan kebugaran jasmani, dan Syahila hanya melakukan gerakan yang dapat ia lakukan seperti squad jump dan sit up. Setelah itu ia diperbolehkan duduk dipinggir lapangan melihat yang lain latihan.
Selain Syahila, beberapa siswi pun telah melakukan latihan sehingga bergabung dengan Syahila duduk di pinggir lapangan untuk melemaskan otot – otot mereka. Namun, tiba – tiba Syahila melihat mobil yang sangat dikenalnya memasuki area parkir yang terletak tak jauh dari lapangan.
Syahila melihat Bu Farras keluar dari mobil dan langsung tersenyum kepada dirinya, Syahila melihat bahwa Bu Farras berjalan ke arahnya, namun Syahila langsung izin kepada pelatih olahraganya untuk mememui Bu Farras sebentar.
Setelah mendapat izin dari pelatihnya, Syahila langsung berlari menghampiri Bu Farras.
“Assalamu’alaikum.” Ucap Syahila sambil mencium punggung tangan Bu Farras.
“Wa’alaikumussalam, baru saja mamah mau nyamperin kamu Sya.” Jawab Bu Farras, ia langusung memeluk dan mencium kedua pipi Syahila dengan penuh rasa kasih sayang.
Semua orang yang melihatnya pasti mengira bahwa Bu Farras adalah ibu dari Syahila. Sedangkan Syahila yang merasa tidak nyaman langsung melepas pelukan Bu Farras secara baik – baik.
“Maaf bu, Sya bau keringet. Kasihan ibunya yang kebauan nantinya.” Ucap Syahila.
“Enggak kok kak, oh iya, panggil mamah aja ya, kayak sama siapa aja deh kak Sya ini.” Pinta Bu Farras kepada Syahila.
Dahi Syahila berkerut, namun tak lama kemudian kembali seperti semula.
“Aahh... iyaa, ma...mah.” jawab Syahila sedikit kaku karena belum terbiasa.
“Mau cari Kia ya bu? Eh maksudnya mamah.” Tanya Syahila.
“Iya nihh Kak, tapi sebelum itu mau ketemu Ustadzah dulu ada urusan.” Jawab Bu Farras.
“Sebelumnya saya minta maaf ya mah, Sya gak bisa mengantar mamah. Sya lagi ada kelas.” Kata Syahila hati – hati.
“Owh.... gak papa kak, Kak Sya lanjut lagi aja ya. Mamah mau ke kantor pengasuhan sebentar.” Ucap Bu Farras sambil tersenyum, dan Bu Farras mengelus kepala Syahila pelan yang ditutupi oleh kerudung itu.
Saat Syahila sedang mengobrol dengan Bu Farras di samping mobilnya, Syahila tidak menyadari bahwa ada yang sedang memperhatikannya dari dalam mobil.
“Pah, itu yang lagi ngobrol sama mamah siapa pah?” Tanya Jay kepada ayahnya yang sedang memainkan ponselnya.
Ayahnya melirik sebentar ke arah Syahila dan Bu Farras berdiri tak jauh dari mobilnya.