“Aku tak dapat memungkiri bahwa aku sangat peduli kepadanya, namun aku juga ingin membuatnya lebih dewasa. Maka aku menunjukan jalan yang berbeda dari sebelumnya.”
Syahila masih kepikiran masalah Kiana yang lagi – lagi di panggil ke kantor pengasuhan. Tapi ia juga sudah merasa lelah karena berkali – kali menghadap kepada kepala pengasuhan atas nama keluarga Kiana.
Sejujurnya, Syahila merasa malu karena dia bukan siapa – siapanya Kiana, ia hanya sebatas kakak kelas yang dekat dengannya namun sudah berlagak seperti keluarganya.
Padahal, ia masih mempunyai kakak yang mungkin bisa dimintai bantuan. Syahila yakin, jika Kiana meminta bantuan Jay secara baik – baik pasti ia akan membantunya, terlebih ia adalah adik kandungnya.
Walaupun Syahila tahu Kiana dan Jay itu sama – sama bergengsi tinggi, namun sebenarnya mereka saling menyayangi walau rasa sayang itu tersembunyi. Yang dibutuhkan mereka hanyalah waktu untuk saling menyadari.
Setelah menimbang – nimbang, Syahila memutuskan untuk memberitahukan Jay perihal masalah yang menimpa adiknya tersebut.
Maka saat orangtuanya datang menjenguk, Syahila menghubungi Jay melalui chat di whattshap.
“Kok bisa sih de? Lagian itu anak ngapain mainan musik box, sudah tahu dilarang, masih saja melanggar. Ya udah, nanti kalau saya ada waktu saya kesana. Nanti saya kabarin kamu saja ya de kalau saya kesana.” Balas Jay saat itu juga, Syahila terkejut membaca balasan dari Jay. Ia langsung mengetik balasan kepada Jay dengan cepat.
“Sebelumnya afwan kak, sepertinya kakak tidak dapat menghubungi saya nanti. Karena handphone saya mau dibawa pulang oleh orang tua saya. Ini kebetulan saja orang tua saya datang menjenguk.”
Syahila menekan tanda send pada layar di handphone-nya. Tak lama kemudian handphone Syahila berkedip menandakan pesan baru telah masuk.
“Kalau begitu saya minta tolong adek saja ya yang pergi ke kantor pengasuhan mewakili saya. Sebelum itu nanti saya menghubungi terlebih dahulu ke ustadzahnya, bahwa orang tua dan saya tidak dapat datang kesana karena ada beberapa hal yang tidak dapat ditinggalkan, jadi diwakili sama kamu. Begitu saja ya dek, saya minta tolong dan maaf Kiana sudah sering merepotkan kamu.”
Syahila menghembuskan nafasnya kasar setelah mendengar balasan dari Jay.