“Mungkinkah dia tahu apa yang telah terjadi antara aku dan dirinya? Jika seperti itu mengapa ia seakan bertingkah tidak tahu apa – apa. Namun aku bersyukur, teruslah seperti itu agar aku tidak merasa canggung saat kita bertemu.”
Syahila sangat senang karena mulai malam ini ia akan tidur di kamarnya kembali, kamar yang sudah lama ia rindukan. Karena mulai tadi pagi, liburan panjangnya sudah dimulai.
Malam itu Syahila sedang berada di kamarnya hendak tidur karena jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Tiba – tiba ponselnya berkedip bertanda ada pesan baru masuk, ia langsung meraih ponsel yang tergeletak tak jauh darinya.
Tiba – tiba saja Syahila mengangkat alis sebelah kirinya saat membaca pesan yang dikirimkan Bu Farras kepadanya.
“Kak Sya, malam ini mamah dan keluarga mau ke Bandung, mau nganter aa buat tes polisi. Doain ya kak, semoga aa lulus tesnya.”
Syahila langsung membalas pesan dari Bu Farras seadanya.
“Iya, semoga dipermudah dan diberikan kelancaran dalam segala urusannya. Aamiin.”
Setelah mengirim balasan kepada Bu Farras, Syahila mematikan lampu kamarnya dan beranjak tidur. Namun, matanya belum terpejam, padahal ia telah membaca doa sebelum tidur.
Entah mengapa ia tiba – tiba teringat kejadian tadi pagi saat hendak mengambil surat perpulangan. Ia bertemu dengan Bu Farras yang hendak menjemput Kiana.
“Kak Sya sekarang gendutan yaa” Kata Bu Farras saat Syahila menyalami dirinya.