ALYAS

Tan'er
Chapter #3

JADI PACAR!?

Wawancara kemarin tidak berjalan lancar karena Vino langsung mengusir Yasmine keluar tanpa ada sepatah kata apapun  dari Yasmine sendiri. Yasmine juga tidak dapat berkutik lagi, karena ia baru tahu bahwa tempat les yang ia daftar untuk bekerja ternyata milik lelaki yang sangat arogan itu. Yasmine sebenarnya sangat butuh pekerjaan ini untuk sedikit membantu perekonomian sang Ayah.


Jujur saja, Yasmine tidak sanggup jika harus melihat tubuh Ayah yang penuh dengan balutan koyo dan setiap malam Yasmine harus selalu siap untuk memijit badan Ayah yang semakin hari semakin keriput.


***************


Yasmine terbangun dari tidurnya dan beranjak pergi keluar untuk membelikan sarapan untuk sang ayah tercinta.


“ wah kesukaan Ayah nih “ sang Ayah yang bernama pak Yaman ini pun mulai ikut membantu putrinya yang sibuk membuka satu persatu bungkus makanan.


“ Iyaa dong, Yasmine beliin nasi uduk kesukaan ayah pake extra tempe orek “ senyum ceria Yasmine


“ Tau aja anak Ayah “ mereka pun mulai asik mengobrol dengan wajah yang bahagia dan ditemani dengan makanan sederhana di asrama karyawan yang ukurannya hanya sepetak saja.


Setelah memakan sarapan, Yasmine bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Ia mulai sibuk memasukkan buku-buku yang telah ia pelajari semalam dan ini adalah hari pertama nya menjadi siswa baru di kampus yang paling terkenal di Jakarta.


Ayah perlahan mendekati Yasmine dan memegang lembut tangan anak semata wayangnya ini. Ia menyampaikan perkataan ambigu yang membuat Yasmine bingung serta heran


“ Yasmine, Ayah mau ngomong sesuatu “ memegang hangat tangan Yasmine


“ Iyaa Yah, kenapa ? “ Yasmine memfokuskan pandangan nya pada mata Ayah nya yang sangat teduh itu


“ Jika Ayah tidak disini lagi, Ayah mohon sama Yasmine untuk bisa berjuang sendir- “


“ Ayah! “ potong Yasmine


“ Ayah ingin Yasmine jadi pribadi yang kuat, maaf selama ini Ayah tidak pernah menjadi Ayah yang baik untuk Yasmine “


“ Maksud Ayah apa? “ tanya Yasmine lagi dengan mata berkaca-kaca


Ayah tersenyum tipis dengan air mata yang perlahan menetes “ Ayah selalu ada buat Yasmine “


Ayah pun langsung memeluk erat tubuh anak nya ini dan menyuruhnya untuk segera berangkat kuliah tanpa Yasmine tahu apa alasan Ayahnya menyampaikan kalimat seperti ini.


Berkali-kali Yasmine menanyakan hal yang sama mengapa Ayah berkata seperti itu. Tetapi Ayah tidak mau memberitahunya.


Dengan  terpaksa serta gelisah, Yasmine juga harus menuruti permintaan Ayahnya  untuk segera berangkat ke kampus.


Tanpa diduga oleh Yasmine ternyata ada seseorang yang telah  menunggunya tepat di depan kampus.


“ Woyy anak baru “ panggil Vino dengan tampang arogan


Yasmine dengan pikiran yang telah berkecamuk hanya berjalan tanpa menyadari bahwa ada Alvino yang memanggilnya dan ingin membalas dendam padanya.


Menyadari bahwa Yasmine tidak merespon dan langsung masuk ke dalam kampus membuat Vino jengkel dan langsung menyusul dengan berdiri di hadapannya.


Yasmine mencoba untuk melangkah maju ke kiri ke kanan namun, tetap di halang oleh Vino. Yasmine yang terus menunduk sedari tadi langsung mengangkat wajahnya dan menyadari orang yang sedari tadi memblokir jalan nya adalah lelaki tidak waras kemarin.


“ Minggir “ ketus Yasmine. Karena sekarang ia tidak ingin mencari masalah pada siapapun bahkan dengan tong sampah sekalipun.


Vino tidak merespon dan hanya melotot terus menerus pada Yasmine


“ MINGGIR ENGGA! “ marah Yasmine


“ ENGGA!!  “  jawaban Vino kali ini membuat emosi Yasmine lebih membara


“ MINGGIR!! “ Yasmine mendorong keras tubuh Vino dan berjalan pergi menuju kelasnya.


“ LO KURANG AJAR YAA!! “


“ LO GATAU, GUE BISA BELI KAMPUS INI UNTUK GUE SENDIRI DOANG!! “ teriakkan Vino ini mencuri perhatian di kampus terutama bagi anak baru yang pertama kali melihat orang songong dan pemarah seperti ini.


“ APAA LO! LO JUGA MAU GUE USIR?! “.

Menyadari bahwa ia menjadi pusat perhatian Vino kembali lagi melontarkan kalimat yang membuat mereka semua ketakutan dan pergi meninggalkannya sendiri di sana.


Alvino adalah lelaki tempramental, child dish, dan semaunya sendiri. Dia akan menyalahkan semua hal yang ada di dunia ini walaupun itu hanya sebuah batu yang terletak di jalan.


“ Woy men, napa lagi lo “ Zoni yang menghampiri Vino di kantin


“ War sama abang lo lagi ? “ sahut Zoni lagi karena tidak ada respon dari Vino yang masih sibuk mengacak-acak spaghetti.


Vino menghembuskan nafas nya dengan kasar sejenak dan menjawab pertanyaan dari Zoni.


“ Zon, gue tu ga ngerti ya “


“ Engga ngerti apa? “ sambil mengambil kentang goreng milik Vino


Vino memikirkan sejenak atas respon Zoni dan tidak jadi memberitahunya tentang apa yang ada dipikirannya saat ini.

Lihat selengkapnya