Am I a Monster?

sintia indrawati
Chapter #5

Di sekap

Kau ternyata selemah itu.. dasar pembunuh!"

Vivi memang mempunyai insting bahwa Kamboja lah yang membunuh Alesia. Tapi semua orang tak mempercayai hal itu walau ia sudah mencari bukti dan menyewa pengacara paling hebat pun hasilnya sama. 

Kasus itu di tutup dengan kasus bunuh diri.

Dia benar-benar tak percaya. 

Memang lokasi kejadian itu tak di lengkapi cctv. Lagi pembunuh Alesia itu cukup pintar. Tak meninggalkan jejak apapun. Sampai sidik jari pun. Seperti pembunuh profesional. 

Tapi yang membuat insting Vivi menjadi kuat bahwa Kamboja pembunuh Alesia adalah.. bagaimana mungkin Kamboja bisa keluar sedangkan ia juga tau bahwa Alesia waktu itu memang berniat mengerjai Kamboja dengan menguncinya di gudang. Jelas Vivi tau itu..

Kalau bukan Kamboja lalu siapa?

Apa ada orang lain yang menyelamatkannya lalu membunuh Alesia?

Itu lebih tak mungkin karena ia tau bahwa tak ada seorangpu di sekolah ini yang peduli dengan Kamboja. Sekalipun ia sakit sampai tak sadarkan diri.

"Hey kau terlihat senang. Ada apa?"

Gadis berambut pirang itu terkekeh. Wajahnya tersenyum miring. "Vi, kau tau? Aku berhasil mengerjai si buruk rupa itu."

"Buruk rupa?" Tanya Vivi sambil menyatukan dua alisnya.

"Siapa lagi... si beruang kutub lah!"

"Kamboja?"

"Ya.."

Vivi mengernyit. "Lalu apa yang kau lakukan kepadanya?"

"Menguncinya di gudang belakang sekolah.. habis dia menabrakku tadi.. jadi aku kerjai dia.. hahaha"

Tawa Alesia menggelegar di kelas. Vivi pun ikut tertawa.

"Bagus itu.. "

Mereka tertawa. Namun di sela tawanya Vivi merasakan firasat yang...

Buruk.

Tapi tentu saja ia menampiknya. Karena baginya melihat Alesia tertawa itu kebahagiaannya tersendiri.

"Sayang, bagaimana?"

Bias suara husky pria berambut blonde membuyarkan lamunannya. "Ah bisa tolong aku.. seret dia ke mobil mu."

Tanpa bertanya apapun Felix langsung menyetujui permintaan pacarnya. Ruang UKS memang cukup jauh dari ruang kelas. Jadi ini memudahkan mereka untuk memindahkan tubuh Kamboja ke dalam mobil Felix yang sengaja ia parkir tepat di samping ruang UKS. Kebetulan juga ruang UKS itu dekat dengan parkiran.

Lihat selengkapnya