Hari-hari berlalu. Pulang pergi cafe lebih sering dari yang biasa kulakukan sudah menjadi tambahan rutinitas bagiku. Aku harus selalu mengawasi Gerika agar dia tidak berbuat yang aneh saat bekerja. Setelah membuat Mas Levi begitu tidak nyaman, beberapa hari lalu Ana lagi-lagi memberitahuku bahwa Gerika sempat ribut dengan Gio.
"Ambil ini" Gerika menyodorkan secarik kertas padaku.
"Ini apa?" aku melihat beberapa catatan di tulis di sana. Tertulis, jadwal bekerja Gio dan Aurel, hal yang disuka dan tidak disuka Gio dan Aurel, tempat tempat yang harus kukunjungi beberapa hari ke depan lengkap dengan pakaian yang harus kukenakan. Sebenarnya apa rencana yang dia buat?
"Aku tahu kau pasti bingung aku dapat darimana. Sudah satu minggu ini aku mengamati. Kau tidak perlu takjub, ini adalah keahlianku" dengan bangganya kini dia duduk dihadapanku sambil merapikan apron yang dikenakannya.
"Ck! Aku tidak pernah berkata seperti itu" lihat tingkahnya! "Hei, tapi apa kau sudah gila membahasnya sekarang di sini?!" aku segera menutupi kertas itu dengan tanganku berharap tidak terlihat oleh Gio atau Aurel jika tiba-tiba menghampiri kami.
"Gio sedang libur hari ini. Aurel ada tugas membuat menu baru, dia akan sangat sibuk, jadi mereka tidak akan tahu .Ini tidak penting sekarang. Yang penting kau harus membaca setiap yang aku tulis di sana. Terutama point bagaimana caramu berdandan" Gerika menunjuk kertas yang dituliskannya padaku.
"Ada masalah apa dengan caraku berdandan?!"
"Ini salah satu alasan kau tidak bisa dekat dengannya!"
"Apa?! Apa sekarang kau meledek cara berpakaianku?! Ingat yang pernah kau katakan di kantin rumah sakit waktu itu? Kau sudah lupa bahwa kau pernah bilang aku ini cantik, huh?"
"Dan aku juga katakan bahwa itu tidak cukup menarik perhatian pria bumi. Aku sedikit menyesal mengatakan itu lebih awal. Aish!"
"……………" aku terdiam. Mataku melihatnya tajam. Heran karena dia sampai mengamati bagaimana caraku berdandan.
"Ah…" aku melihat raut wajahnya semula menyebalkan berubah menjadi kikuk. "Kan tidak penting bagaimana aku menilaimu, yang tepenting kan kau harus ada dalam daftar yang disukai Gio. Jangan salah paham" Gerika berusaha menjelaskan dengan terbata-bata.
Apa aku harus berusaha memahaminya? Ah! Aku mulai kesal.
"Lalu untuk apa kau mencari tahu jadwal dan hal-hal tentang Aurel? Bukankah cukup hanya info tentang Gio?"
"Dari sana aku bisa membuatmu lebih dekat dengannya tanpa diganggu oleh Aurel" Gerika melipat kedua lengannya di dada. Dia bersandar pada kursi yang didudukinya.
"Apa kau berusaha membuatku merebut Gio dari Aurel? Ini tidak benar"
"Dari awal misi ini adalah membuatmu bersama cinta sejati. Kau tidak merebutnya"
"Lalu apa kalau bukan merebut? Dia pacarnya. Ini akan meyakiti Aurel, aku tidak mau itu"
"Aku sudah mengamati mereka, tidak ada hubungan serius diantaranya. Terlihat begitu dekat, bukan berarti pacaran. Kau tahu darimana soal itu sih? Apa mereka pernah memberitahumu?"
"Aurel pernah cerita bahwa dia sangat menyukai Gio. Dan aku lihat Gio begitu nyaman di dekatnya"
"Lagi-lagi kau berpikir semuanya sendiri. Aku sudah melakukan pengamatan. Kau harus percaya padaku! Tidak ada hubungan diantara mereka"
"Tapi tetap saja ini akan menyakiti Aurel…" suaraku melemah, aku merasa ini tidak benar.
"Jika kau berpikir ini akan membuatnya menderita, aku jamin padamu tidak akan. Percaya padaku. Kita melakukannya dengan sangat hati-hati"
"Tapi…"
"Apa kau membuat waktuku sia-sia di bumi? Ayolah…ini sudah lebih dari seminggu. Ingat soal perjanjian itu?"
Lagi-lagi alasan itu…
"Baiklah, kita coba…" sebenarnya aku masih ragu, perbuatanku ini benar atau salah.
"Sudah. Tidak ada waktu untuk berpikir lagi. Sekarang pergi ke tempat ini kemudian lakukan sesuatu sesuai yang aku tulis di sini. Jangan banyak pertanyaan, aku akan mengawasimu dari jauh" Gerika menunjuk kertas yang bertuliskan suatu tempat itu padaku.
"Apa? Kau akan mengawasiku? Kau harus bekerja! Aku bukan anak kecil atau orang aneh sepertimu yang harus diawasi"
"Jam bekerjaku sudah mau habis, jadi aku bisa mengawasimu. Dan dalam hal ini aku ahlinya! Aku tidak ingin gagal dalam misi pertamaku. Menurut sajalah!"
"Ck!"
………………………………………………………***………………………………………………
Misi I
Tempat: Taman Hiburan
Catatan : Gerai rambutmu. Pakai sedikit warna di bibirmu. Menyibak rambut ke belakang telinga sambil tersenyum sebanyak 3x ketika Gio sedang memperhatikanmu.
Gio akan datang di sekitar taman pukul 17:00. Aku minta tolong mencari sesuatu padanya atas nama Mas Levi. Kau berpura tidak sengaja berpapasan dengannya. Tawarkan bantuan. Ulur waktu mencari barang itu dengan berjalan disekitar. Ajak dia ke taman bermain. Kalau dia bertahan hingga pukul 21:00. Misi kita berhasil.
Oh ya, Jangan bawa baju hangat!
"Apa ini? Apa aku sedang ada dia acara variety show? Ck!" Aku perlahan membaca instruksi yang dia tulis. "Lihatlah dia benar-benar mengawasiku" gumamku melirik ke arah Gerika yang sedang memperhatikanku dari kejauhan. Kusimpan kertas yang baru saja kubaca. "Ini artinya aku juga harus bertahan hingga malam nanti dan dia tidak memperbolehkanku membawa jaket? Dasar!" aku terus saja menggerutu di sepanjang langkahku.
Brug.
Aku hampir saja terjatuh jika seseorang tidak menahan bagian belakang tubuhku.
"Maaf…" kami bicara hampir bersamaan. Dan aku tidak asing dengan suara ini…
"Bella?! Ini kamu?" Gio menatapku dengan tersenyum.
"Ah" aku sempat terpaku karena tidak menyangka bertemu dengannya sesuai dengan yang direncanakan Gerika. "I…iya. Ha...hai! Gio"
"Ada apa? Kenapa gugup? Em…apa aku gak sengaja memergokimu kencan?"
"Ah, enggak! Bukan gitu! Siapa yang kencan? Kenapa kamu berpikir seperti itu?" jawabku terbata.
"Hanya saja kamu cantik hari ini. Aku gak bilang biasanya gak loh, tapi hari ini kamu beda. Jadi aku pikir kamu mau kencan" Gio menatapku lekat sambil tersenyum.
Apa ini saatnya? Aku gugup. Aku tidak pernah melakukan ini. Ku sisihkan rambut ke belakang telinga dengan sedikit tersenyum. "Makasih. Kamu berlebihan…"