Keindahan kota seoul memang tak ada habisnya untuk dibicarakan, bulan april ini identik dengan musim gugur, banyak pepohonan yang sudah tak memiliki daun karena sudah berguguran. Daun maple yang bertaburan dibawah dan bunga sakura yang indah pun berjejer disetiap sudut kota, yang banyak ditanam di halaman-halaman rumah warga. Keindahan dari bunga sakura tampaknya berbanding terbalik di hati salah seorang gadis yang masih dirundung kesedihan mendalam.
Yashmin gadis muslimah bercadar yang tak henti-hentinyanya menangis, bahkan sampai mata hazel nya sudah terlihat sembab. Ia meratapi keadaannya kini yang sudah menjadi istri dari seorang pria yang tak dikenalnya dan berlainan agama dengannya.
Entah karena hal apa, Yash panggilan gadis itu harus menikah dengan seorang Afsin Artanabil Kohler. Pria asal Korea yang berbeda keyakinan dengannya, dan sosok pria yang entah bisa mengenalnya dari mana.
Beberapa kali gadis muslimah itu mengusap airmatanya sampai cadar yang dikenakannya pun sudah basah karena airmata.
Namun seorang pelayan masuk membawakan makanan untuknya. Karena sudah seharian jika Yashmin tak makan dan terus berada dikamar.
Yashmin melihat sebentar kearah pelayan itu yang sudah membawa makanan.
"Nyonya makanlah, anda bisa sakit?." Tanya lembut sang pelayan.
"Aku tidak mau makan, bawa kembali makanan itu bi, tegas Yashmin serasa ia benar-benar kuat dalam keadaannya yang seperti ini.
"Nyonya tak makan dari kemarin." Ucap iba sang pelayan.
"Aku tidak apa-apa, In Sya Allah aku kuat bi, dan dari pada makanan ini mubazir disini, bibi bisa memberikannya pada orang yang lebih membutuhkan." Ucap Yashmin dengan tatapan sendunya.
"Tapi nyonya, ini perintah dari tuan Afsin.
"Bawa kembali." Tegas Yashmin yang tak ingin berdebat.
Sang pelayan tak dapat melakukan apapun, ia membawa kembali makanan yang dibawanya itu ke dapur. Bahkan gadis itu menolaknya dengan cara yang halus. Terlihat perasaan khawatir dari sang pelayan.
Setelah kepergian sang pelayan, Yashmin kembali memikirkan kehidupan dirinya ini.
Sedangkan diruang makan.
"Kenapa bibi membawanya kembali?." Tanya Kenzi sahabat dekat Afshin. Pria itu sedang mengunyah makanan dimulutnya.
"Maaf tuan, tapi jika nyonya Yashmin bilang jika ia tak lapar." Jawab sang pelayan.
Penghuni meja makan terdiam sejenak setelah penjelasan dari sang pelayan itu. Sesaat pelayan yang akan membawa makanan itu ke dapur.
"Bi, panggil Afshin.