Pertemuannya dengan Afshin Artanabil sangat tak terduga. Bahkan ia sangat mengagumi sosok Afshin yang sangat berbeda.
*****
Setelah pertemuan dengan para koleganya, Afshin langsung kembali ke rumah diikuti oleh Lee sang sekertaris. Sedangkan Kenzi, Daniel dan Yura mereka sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Tuan," sambut pak han ramah sang kepala pelayan.
"Iya ada apa paman han, sepertinya ada hal yang penting??." Tanya Afshin yang heran melihat wajah pak han.
"Nyonya Yashmin tadi mencari anda tuan, ia ingin bertemu dengan anda." Ujar pak han memberitahu perihal istrinya.
Mendengar ucapan dari pak han, entahlah apa yang dirasakan shin, dalam hatinya pria itu merasa senang.
"Baiklah aku akan menemuinya." Balasnya. Ia pun membuka jas hitamnya.
"Biar saya saja tuan," pinta pak han.
Afshin memberikan jas nya kepada Pak Han. "Terima kasih paman."
Afshin berjalan diikuti oleh pak han, "Nyonya ada ditaman belakang tuan, nyonya sering sekali pergi kesana.
Afshin menghentikan langkahnya mendengar ucapan dari pak han, kemudian ia melanjutkan kembali langkahnya menuju taman belakang. Sesampainya dibelakang rumah, terhampar sebuah taman yang sangat menyejukkan mata. Pak han pun meninggalkan Afshin yang berdiri. Ia sering memanggilnya dengan paman, karena Afshin sudah menganggap pak han sebagai keluarganya sendiri.
Mata pria itu lurus ke depan, Afshin terus menatap sebuah objek yang sangat indah dipandang, menatap seorang perempuan bercadar dari arah kejauhan. Ia memperhatikan yashmin yang sedang memainkan biolanya, jemari lentiknya sangat elegan ketika gadis itu membuat alunan nada yang sangat indah. Ditambah dengan bunga sakura yang bertebaran kearahnya.
"Suara itu," Afshin mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Yashmin. Itulah yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Yashmin.