"Tumben lo siangan datengnya," ujar seorang gadis pada teman sebangkunya yang baru datang.
"Biasa, kebablasan nonton drakor," celetuk gadis yang masih fokus membaca buku.
Gadis yang baru datang itu hanya tersenyum, lalu mengikat rambutnya. "Emang cuma lo berdua yang tau gue."
"Ya iyalah, Manda, bebeb gue yang paling cantik tapi suka bikin iri," Lia memeluk teman sebangkunya manja. Lia, gadis berponi itu memang sedikit lebay jika menyangkut tentang Manda, sahabatnya.
Manda memutar bola matanya malas, lalu melirik bangku di sebelahnya yang terdapat tas hitam namun pemiliknya tidak ada.
"Nyariin Dirgam? Dia ke kantin, lagi sarapan," Devina, gadis berkacamata itu mengubah posisi duduknya menghadap belakang ke arah kedua temannya itu.
Manda mengangguk saja, lalu mengeluarkan buku novelnya.
"Nih anak baru juga nyampe udah novel aja," ujar Lia malas.
Manda terkekeh. "Mau selesai gue baca, makanya dibawa," jawabnya.
"Emang selesai, tapi besoknya lo bawa novel baru lagi," Lia mencubit pipi Manda gemas.
"Trus aja gitu sampe Dirgam judesnya ilang," ujarnya membuat Manda tertawa.
"Perasaan Dirgam gak judes," bela Manda.
Lia menghela nafas. "Cuma sama lo. Gue ulangi. Cuma. Sama. Lo," jelasnya dengan penekanan disetiap kata.
Manda ingin membalas namun seseorang yang sejak tadi mereka bicarakan masuk ke dalam kelas.
Manda tersenyum saat Dirgam memberikan susu coklat kesukaannya. "Makasih."
Dirgam hanya berdeham lalu duduk di bangkunya tepat disebelah Manda.
Lia menatap Dirgam dengan wajah sebal. Dalam hati dia mengatai Dirgam adalah laki-laki paling tidak peka dan menyebalkan yang pernah dia kenal.
"Gue sama Devi gak dibeliin?" tanya Lia dengan senyum yang dibuat-buat.