"Sore-sore gini enaknya jajan dulu ah," Manda keluar dari kamarnya sambil membawa dompetnya.
"Mau kemana?"
Manda menoleh pada mamanya yang sedang membaca majalah.
"Ke supermarket, Ma. Pengen es krim. Mama mau titip sesuatu?" tanya Manda.
Nike, Mama Manda terkekeh. "Enggak, sayang. Emang stok di kulkas udah habis?"
"Udah habis. Nanti Manda mau ngode ke Dirgam dulu," Manda tersenyum usil membuat Nike menghela nafas.
"Kamu tuh ya jangan morotin Dirgam terus." Manda tertawa.
"Enggak, Ma. Bercanda. Lagian Dirgam yang beliin sendiri, bukan Manda yang minta," jelasnya.
Melihat mamanya yang ingin berkata sesuatu lagi. Manda langsung mencium pipi mamanya sekilas.
"Manda mau keluar dulu. Ada janji sama es krim. Dah," pamitnya dan langsung lari keluar. Nike hanya menggeleng melihat kelakuan Manda.
Manda tidak pernah manja padanya, ataupun dengan Rafa, anak pertamanya. Gadis itu sangat manja pada papanya dan Dirgam. Sejak kecil Manda dan Dirgam selalu bermain bersama sampai akhirnya keluarga Dirgam harus pindah ke rumahnya yang sekarang. Namun Manda dan Dirgam tetap menjadi sahabat baik.
Dirgam memang setahun lebih tua dari Manda. Gadis itu masuk sekolah lebih awal dari umurnya dulu. Tak heran jika Dirgam yang merupakan anak tunggal menganggap Manda seperti adiknya sendiri. Nike dan suaminya tidak mempermasalahkan jika Manda dekat dengan Dirgam. Toh Dirgam anak baik dan bisa menjaga Manda.
Manda mengambil keranjang dan langsung menuju rak es krim. Dia mengambil beberapa es krim rasa coklat dan vanilla. Setelahnya dia langsung membayar di kasir.
Petugas kasir itu memperhatikan Manda dan melihat belanjaan satu keranjang penuh yang isinya hanya es krim.
"Kenapa, mas? Ini buat saya, gak dijual lagi kok," jelasnya sok akrab.
"Enggak. Cuma mbaknya ngingetin saya sama mas-mas yang biasa beli es krim juga. Persis kayak gini es krimnya," ujar petugas kasir itu sambil membungkus belanjaan Manda.
Manda tersenyum. Dia sangat yakin itu Dirgam. Sahabatnya itu sangat hafal es krim kesukaannya.
Setelah membayar, Manda tidak langsung pulang, dia memakan satu es krimnya sambil bersandar pada motor yang terparkir disitu.
"Yang mahal harus aku makan duluan, kalo disimpen di kulkas, Bang Rafa suka makan diem-diem," gumamnya lalu memakan es krimnya lagi.
Saat sedang asik makan seorang laki-laki bertopi menghampirinya. Manda sudah waspada dan memasang ancang-ancang untuk berteriak. Namun bukan mengganggunya, laki-laki bertopi itu malah mendorong motor sport tempat dia menyender tadi. Manda terkejut, tetapi untungnya dia tidak ikut jatuh.
Laki-laki bertopi itu langsung lari. Manda menatap motor yang roboh itu, dia harus kabur sebelum dirinya yang dikira merobohkan motor mahal ini. Kebetulan sepi dan tak ada orang di sekitarnya.
"Woy!"
Manda terdiam saat lengannya ditahan oleh seseorang.
Manda menoleh.
'Bule darimana nih?' Ucapnya dalam hati.