Ambar Merah

Dhea FB
Chapter #15

Cemburu

Hari ini, bukan hanya janji dengan Damar yang dibuat oleh Ambar, tapi juga janji dengan Rubi. Sudah sedari lama Ambar ingin belajar melukis, tapi kegiatannya di UKM Seni lebih banyak menguras bakat menulisnya. Sebenarnya sudah sering beberapa kali ia mencoba melukis, tapi tak pernah benar-benar selesai dalam satu kanvas. Paling hanya membantu menambahkan bunga pada lukisan Rubi, atau gumpalan awan, atau sekadar titik-titik pasir.

           Waktu janji dengan Rubi adalah setelah makan siang. Ambar sengaja tak membawa bekal hari ini, karena ia ingin mengajak Rubi makan mie ayam kesukaannya. Tepat sebelum mereka berdua keluar Galeri untuk memesan mie ayam, Kirana datang.

           “Yang nampaknya sudah berbaikkan, sekarang jadi sering berdua lagi! Aku suka melihat kalian akur seperti ini!”

           “Kapan kami pernah bertengkar? Ambar tidak akan bisa lama-lama jauh dariku!”

           “Hush! Kamu sudah makan, Na? Aku dan Rubi mau beli mie ayam.”

           “Boleh! Aku juga mau!”

           Dan seperti hari-hari yang cepat berlalu, mereka bertiga juga cepat akrab satu sama lain. Di banyak cerita setelah Ambar memutuskan untuk mengubur pengakuan atas perasaannya pada Rubi dalam-dalam, Kirana muncul sebagai penengah. Fokus Ambar tidak lagi hanya pada Rubi tapi juga pada Kirana yang sudah cukup lama juga dikenal Ambar. Sekarang mulai sulit mendapati keadaan di mana Galeri hanya berisi Ambar dan Rubi, karena tidak pernah sampai 10 menit mereka bersama, Kirana hampir selalu hadir kemudian. Ini bagus untuk Ambar, bahkan juga untuk Rubi, karena nampaknya mereka bisa menerima Kirana seperti mereka menerima diri satu sama lain – Ambar tetap bisa menjadi pendiam dan Rubi tetap bisa banyak bicara.

           “Kamu jadi melukis?”

           “Jadi! Tapi aku tidak bisa sampai sore. Ada janji.”

           “Janji? Dengan siapa?”

           “Sepertinya aku belum cerita. Ada seorang pria kenalanku, dia punya semacam rumah bermain dan belajar untuk anak-anak dan dia memintaku untuk menjadi pelatih teater mereka.”

           “Siapa? Kapan kamu mengenalnya?”

           “Damar. Sepertinya dia dari jurusan yang sama denganmu, Bi.”

Lihat selengkapnya