Kemarin ia bercerita, bingung katanya. Menjadi manusia harusnya berbuat baik, tapi banyak yang menuntutnya untuk berlaku tak sesuai hati. Punya 1000 wajah, dikira munafik. Punya satu wajah, malah dianggap kurang. Lalu aku bilang, “tak perlu bingung. semesta tahu bahwa kamu baik, maka teruslah berbuat baik. Bila mereka tidak memerlukan kebaikanmu, tetaplah berbuat baik setidaknya untuk dirimu sendiri.”
Karena tak ada yang pernah salah dalam berbuat baik.
“Sudahlah, Rubi. Ambar hanya pergi hari ini, sementara kalian biasa bersama setiap hari.”
“Kamu mau beli buku apa? Kita sudah dua jam mengitari toko buku tanpa satu pun yang kamu pilih. Hanya membaca sampul belakangnya sedari tadi.”
“Diamnya kamu itu, buatku tak nafsu membeli buku.”
“Memangnya aku harus bagaimana? Yang penting kamu sudah kutemani.”
“Kamu memang seperti ini, ya, ke perempuan selain Ambar?”