Ambar Merah

Dhea FB
Chapter #23

Perayaan Ulang Tahun Rumah Kecil

Sejak kepergian Ambar dari UKM Seni, perempuan itu benar-benar menyibukkan diri di Rumah Kecil dan kuliah. Jadwal kunjungannya ke Rumah Kecil bukan lagi di hari Jumat, tetapi setiap hari. Damar rajin sekali menunggunya selesai kuliah, lalu bersama-sama pergi ke Rumah Kecil. Kemudian mereka akan mempersiapkan segala kebutuhan untuk latihan, bahkan terkadang Ambar membantu memasak camilan.

           Adalah Rinai, seorang teman Damar yang juga sukarelawan di Rumah Kecil. Mereka saling kenal saat di Rumah Pelangi dulu, mulai dari masih belajar di sana hingga menjadi kakak pendamping di sana. Karena sudah sangat dekat, Damar banyak menceritakan keluh kesahnya pada Rinai termasuk saat awal hendak membangun Rumah Kecil. Rinai adalah orang pertama yang mendukung niat baik Damar, dan orang pertama yang juga menjadi sukarelawan.

Perempuan itu baik sekali perangainya, lemah lembut, dan keibuan. Berada di dekatnya membuat Ambar merasa seperti memiliki seorang kakak perempuan padahal umur mereka sama. Ia pandai memasak dan biasa membuat camilan untuk anak-anak di sela-sela menemani mereka membaca.

           Hari ini adalah hari terakhir anak-anak berlatih teater untuk Perayaan Ulang Tahun Rumah Kecil. Besok lusa, acara Perayaan Ulang Tahun Rumah Kecil akan digelar dengan harapan sesuai rencananya. Damar sudah sibuk sekali akhir-akhir ini. Ia memanfaatkan koneksi Ibu untuk donatur Rumah Kecilnya. Beruntung Ibu sangat mendukung kegiatannya. Damar akan menjadikan Rumah Kecil sebagai yayasan dengan surat izin legal, sehingga para donatur bisa lebih mempercayakan uang donasinya ke Rumah Kecil.

           Cara lain untuk bisa menarik perhatian para donatur adalah dengan memperlihatkan bakat anak-anak di Rumah Kecil. Damar ingin para calon donatur melihat betapa murninya niat Damar, juga ingin membuka hati para donatur untuk menyisihkan rezekinya. Maka Perayaan Ulang Tahun Rumah Kecil harus dipersiapkan dengan matang, dan ia butuh Ambar untuk membantu merealisasikan bagian-bagian teknis dari rencananya seperti pertunjukkan teater. Semuanya benar-benar ia persiapkan juga sebagai bentuk bukti kepada Kak Bunga bahwa Damar mampu mengelola hal yang dianggap gila itu tanpa lagi ketergantungan dengan uang dari Ibu dan Ayah.

Selain tujuan untuk dirinya dan kelangsungan hidup Rumah Kecil, Damar ingin penampilan anak-anak dapat disaksikan langsung dengan orang tuanya masing-masing, karena tujuan lain dari perayaan ulang tahun ini juga untuk membangun suasana kekeluargaan di antara penghuni Rumah Kecil dengan orang tuanya. Damar semacam mewadahi anak-anak untuk menyampaikan kepada orang tuanya bahwa mereka memiliki bakat. Bakat yang mungkin tidak bisa diakui melalui kata, tapi bisa dibuktikan melalui pertunjukkan yang dikehendaki oleh anak-anak itu sendiri.

“Besok adalah harinya. Sudah siap?” Rinai bertanya pada Damar yang malam itu menginap di Rumah Kecil.

“Siap. Aku sangat siap menyambut hasil dari usaha kita besok.”

***

Pagi di hari Minggu, Damar dan Rinai sedang sibuk memasak. Mereka sengaja tidak memakai jasa katering karena selain Rinai pandai memasak, porsi yang mereka buat juga tidak terlalu banyak. Hidangan yang dibuat adalah masakan lokal karena Damar ingin memberikan kesan hangat kekeluargaan pada acara perayaan itu. Sementara mereka sibuk di dapur, Ambar yang juga sudah datang pagi-pagi sekali sedang memastikan ulang bahwa panggung sudah siap dipakai, kostum sudah disimpan di tempat yang mudah dijangkau anak-anak untuk langsung pakai, juga tempat duduk untuk tamu dan penonton yang sudah siap.

Lihat selengkapnya