---
Aksa masih duduk di kursi kantin, menatap kosong ke arah Azella yang sudah tak terlihat. Dia mendesah pelan sambil menggoyang-goyangkan gelas minumannya. “Dasar bocah keras kepala,” gumamnya sambil tersenyum kecil di wajahnya.
"Aksa, kok ngelamun aja?" suara tiba-tiba membuyarkan pikirannya. Itu Maskara Ardhita sahabat Aksa Sedari kelas 10 SMA, hanya saja mereka berdua berbeda kelas tetapi, Maskara sekelas dengan Azella dan Nayara, Maskara yang membawa nampan penuh dengan makanannya. "Pasti lagi mikirin Azella, kan?" goda Maskara sambil duduk di samping Aksa.
Aksa terkekeh kecil, mencoba mengelak. "Apaan sih, nggak. Gue cuma mikir, dia kayaknya lagi buru-buru. Mungkin perutnya udah laper."
Maskara menaikkan alis, tak percaya. "Iya, iya. Alasan aja. Kalau emang suka, bilang aja. Siapa tahu dia—"
"Udah, Maskara. Makan aja deh," potong Aksa dengan nada setengah kesal. Maskara hanya tertawa kecil sebelum akhirnya menyantap makanannya.
Sementara itu, di sudut lorong sekolah, Azella duduk di bangku taman kecil, membuka bekalnya. Tangannya memegang sendok, tapi pikirannya melayang. Wajah Aksa kemarin dan tadi... senyumnya kenapa sikapnya dia jadi seperti itu?
Azella menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran itu. "Kenapa gue jadi mikirin dia sih?" gumamnya pelan sambil mulai menyuapkan nasi ke mulut. Lalu ia melanjutkan untuk menonton anime yang sudah di play sejak tadi.
Saat bel tanda masuk berbunyi, Azella segera membereskan bekalnya dan berjalan ke kelas. Saat melangkah di lorong, namun langkahnya terhenti ketika melihat Aksa berdiri di depan pintu kelasnya. Ia sedang tertawa lebar bersama temannya, Maskara yang kebetulan sekelas dengan Azella, sambil berbincang santai. Aksa tampak asyik dengan obrolannya, seolah tidak menyadari kedatangan Azella yang baru .
Azella mengalihkan pandangannya, memilih untuk tidak menyapa. Dengan hati-hati, ia melangkah melewati mereka tanpa berkata apa-apa.
Aksa, yang menyadari kehadiran Azella, melemparkan senyum kecil kepada Azella, namun tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Ia kembali melanjutkan percakapan dengan Maskara.