Beberapa jam kemudian bel pun berbunyi menandakan waktu pulang yang sudah tiba, Azella dan Nayara yang masih saling diam mereka segera membereskan buku bukunya untuk dimasukan ke dalam tas. Namun, Nayara tidak menunggu Azella selesai tanpa ngomong sepatah kata pun ia langsung meninggalkan sahabatnya itu dan memilih pulang sendirian.
Azella terdiam dan duduk kembali pada bangkunya sambil menggendong tas dibahunya melamun ke arah pintu yang telah dilalui oleh Nayara, ia tak tak menyangka bahwa sahabatnya akan semarah ini padanya. Kini hanya Azella yang tersisa di kelas hanya ditemani dengan suara jam dinding dan kesunyian yang ia rasakan. Namun bebrapa menit kemudian tiba-tiba ada suara langkah kaki di luar kelas seperti sedang menghampiri ruangan kelasnya, tetapi Azella tidak peduli ia masih melamun sambil menyangga dagu pada tangan kirinya menatap ke arah papan tulis yang ada di depannya.
TOK...TOK... sesorang mengetuk pintu kelasnya, ternyata ia adalah Aksa.
Azella terkejut dengan kedatangan Aksa ditengah kesunyiannya itu, tetapi Azella tidak memperdulinnya ia beranjak dari kursinya dan ingin meninggalkan ruangan kelas itu tanpa ingin merespon kehadiran Aksa, Tetapi ketika Azella melewati Aksa yang sedang berada di sisi pintu Aksa pun menahan tangan Azella.
"Zell!"
Azella terhenti sejenak, namun ia tak menoleh ke arah Aksa. Tatapannya tetap tertuju ke depan, mencoba mengabaikan rasa gugup yang perlahan menyelinap di hatinya. Ia menarik napas dalam, berharap Aksa akan melepaskan genggamannya.
"Zell, sampe kapan lo ngehindar terus dari gue?" suara Aksa terdengar lebih pelan, tapi ada nada tegas yang sulit diabaikan.
"Apa lagi, Aksa?" tanya Azella dingin. Ia menoleh sedikit, menatap tangan Aksa yang masih memegang lengannya.