Beberapa hari kemudian, Ame dan Rosalie selesai di rawat dan di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Mereka hanya perlu menjalani sesi konseling karena kejadian ini bisa menimbulkan efek traumatis. Konseling ini juga berguna untuk melihat perkembangan dari diri mereka masing masing.
Ame mendengar cerita dari Lu bahwa Alfa dan lainnya sedang di tempat rehabilitasi untuk sebuah terapi. Mungkin tidak ada yang sadar, tapi Ame tahu bahwa mereka memiliki gangguan kejiwaan. Untuk itu, Ame ingin membawa mereka juga pergi dari rumah Sabrina. Karena menurut Ame, mereka tidak salah apa apa. Mereka hanya korban atas ulah Sabrina dan Bima. Ame juga paham betul bahwa mereka butuh pertolongan. Siapapun yang merasa sedang ‘tidak baik baik saja’ memang di sarankan untuk ke profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Untuk itu Ame membawa mereka kesana. Tapi hal ini juga tidak menjadikan Sabrina dan Bima salah, Ame hanya kurang setuju saja dengan perilaku mereka. Itupun jika mereka melakukannya dengan sadar.
Untuk biaya terapi Alfa, Mara, Naya dan Rania, Ame mendapatkannya dari penggalangan dana. Kemarin kasus Ame itu menjadi pembahasan di seluruh negeri. Beberapa hari yang lalu saat ia tiba di rumah sakit, Ame langsung menghubungi polisi. Ia berharap bahwa rumah itu dapat di selidiki. Tentu saja karena laporan Ame, Sabrina dan Bima akhirnya menjadi buronan. Ame dan Rosalie juga memberi saksi. Bahkan Ame juga mengaku bahwa ia telah membunuh tiga orang di rumah itu dengan alasan mempertahankan diri. Ame hanya berusaha untuk jujur. Sisa keputusannya akan ia berikan pada pihak berwajib.