Americanesia

ef fatma
Chapter #8

Kejujuran Narendra

Abi duduk termenung dihadapan foto ayahnya, ia memandangi foto tersebut dengan rasa rindu yang hampir memenuhi isi hati dan pikirannya. Dia pikir mudah untuk menjalani hidup tanpa seorang ayah, namun ternyata sulit. Melanjutkan pejuangan ayahnya untuk menghidupi Ibu dan adiknya merupakan kewajiban yang membuat Abi secara nekat mendaftarkan diri sebagai tim gabungan Americanesia tanpa memikirkan perkataan Nay tentang apa sebenarnya isi kerjasama tersebut. Ingin rasa hati menangis tetapi dia malu karena merasa belum berjuang sebagaimana kerasnya sang Ibu berjuang menghidupi dua orang anaknya tanpa kehadian sang suami.

Keesokan harinya ketika Abi hendak memulai diwarung kecilnya tiba-tiba datang seorang pria dengan kemejanya yang nyentrik datang menghampirinya. Abi terkejut tatkala yang ia lihat adalah oang asing dan dia sama sekali tidak mengenalnya.Orang asing tersebut bertanya kepada Abi tentang dimana letak rumah dari Rudi Wijaya. Ternyata orang asing ini sudah lama tinggal di Indonesia dan bekerja di salah satu sektor pemerintahan dibawah pipmpinan Suharto serta saat ini dia sedang diutus oleh negara untuk menangani masalah Americanesia. Abi pun mengantarkan orang asing yang bernama Christ ini kerumah ayah Narendra. Sebenarnya Abi penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Christ, tetapi Ibunya sering berkata jangan pernah mencampui urusan orang lain jika engkau tidak dimintai pertolongan.

“Abi, jangan beranjak dulu, ada yang ingin bapak bicarakan,” kata pak Rudi yang membuat Abi menghentikan langkahnya.

“Pak Christ ini akan menjadi pemimpin tim gabungan dari Indonesia dalam program Americanesia, jadi beliau datang kerumah bapak karena ingin mempertanyakan bagaimana kesiapan kamu sebagai salah satu dari tim gabungan Americanesia. Bagaimkana, apakah kamu siap?”, tanya pak Rudi yang disusul oleh anggukan Abi pertanda setuju.

“You are on the right place, kid,” bisik Christ dengan nada bicara yang mengandung banyak makna tersiat didalamnya. Abi pun berpamitan untuk pulang karna harus membuka warung kecilnya. Dijalan pulang dia kembali memikirkan tentang isi dari kejasama ini, ia pun menjadi bingung jalan apa yang harus dia tempuh. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Nay ketika sudah sampai dirumah. Tetapi nihil, Nay sama sekali tidak mengangkat sambungan telephone dari Abi. Dari depan pitu kamar, sang Ibu terlihat khawatir melihat Abi seperti orang kebingungan. Sang Ibu pun bertanya kepada Abi tentang apa yang sebenarnya Abi pikirkan. Awalnya Abi tidak mau menjelaskan, tetapi dia yang pada dasarnya adalah anak yang selalu jujur kepada Ibunya maka akan sangat sulit untuk menutupi sesuatu telalu lama. Akhinya Abi menjelaskan kepada Ibunya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

“Rudi memang tidak pernah kehabisan cara untuk menggapai apa yang dia inginkan. Saran Ibu lebih baik kamu hubungi Nay dulu nak. Mau bagaimanapun Nay lebih tau situasi disana ketimbang kita. Lalu kamu bisa atur strategi untuk menggagalkan kerjasama ini bila memang kerjasama ini dapat menghilangkan nyawa orang banyak,” nasehat Ibunya kepada Abi. Abi pun mengangguk dan kembali ke warung kecilnya untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Dibelahan bumi yang berbeda Nay sedang berkutik dengan tikus yang ada dihadapannya. Damar dan Ayu pun segera menyusun strategi untuk menggagalkan rencana busuk ini. Akhirnya mereka bertiga berunding, bisa dibayangkan bagaimana mereka yang hanya muda-mudi berusia muda sedang mencoba mengukir sejarah dengan cara menyelamatkan ratusan bahkan ribuan nyawa bangsanya sendiri. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran Narendra yang sudah berdiri tepat dibelakang mereka.

“Jadi ini yang kalian sembunyikan dariku?,” ucap Rendra seolah tidak mengetahui tentang kejadian tikus mati tersebut mengingat Rendra sebelumnya telah mengintai dari samping rumah Nay. Damar, Ayu dan Nay pun terkejut, berusaha menutupi apa yang ada diatas meja tetapi semua sudah terlambat. Sebenarnya mereka tidak ingin menutupi hal tesebut dari Rendra tetapi Nay sedikit curiga kepada Rendra karena ayah Rendra mengetahui berita kejasama ini terlebih dahulu. Bahkan beliau yang memberitahu kabar ini kepada Abi dan orang-oang disana. Tidak mungkin jika Rendra tidak mengetahui ini dari awal.

Lihat selengkapnya