Americanesia

ef fatma
Chapter #10

Berangkat Ke Indonesia

Dirumahnya, Abi sedang mencoba memikirkan cara untuk membantu Nay menggagalkan kerjasama ini. Dia terlihat mondar-mandir memikirkan hal yang sama sekali tidak masuk akal baginya. Adiknya yang pusing melihat Abi mondar-mandi pun bertanya, “abang, apa yang abang lakukan? Mengapa hanya berjalan kesana kemari seperti orang kebingungan?.” Abi terkejut karena tidak menyadari bahwa adiknya daritadi memperhatikan gerak-geriknya. Ibunya pun mendekati Abi dan mencoba menenangkan Abi.

“Apa yang sedang kamu pikirkan, nak?,” tanya sang Ibu sembari mengajak Abi untuk duduk dan membicarakan persoalan ini bersama-sama.

“Bu, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencegah kerjasama ini. Aku tidak ingin bangsa Indonesia lenyap hanya dalam hitungan detik,” keluh Abi kepada Ibunya.

“Bagaimana kalau kita serang mereka dengan menggunakan katapel?,” celetuk adiknya. Sang Ibu pun tersenyum kearah anak bungsunya dan menyuruhnya untuk bermain diluar besama teman-temannya. Adik Abi pun pergi bermain meninggalkan Abi dan Ibunya. Ibu lalu memberikan masukan-masukan kepada Abi tentang apa yang harus ia lakukan kedepannya untuk membantu Nay dan teman-temannya mengatasi hal ini.

“Ibu, terimakasih banyak. Aku berjanji akan kuteruskan perjuangan ayahku dan tidak akan membiarkan negeri ini dihancurkan oleh bangsa lain,” ucapnya sembari mencium tangan Ibunya.

Di Amerika, Nay, Damar dan Ayu sedang terburu-buru menuju ke bandara karena mereka yakin bahwa Rendra pergi ke Indonesia dengan cara menyusup ke pesawat Mr. Jack dan komplotannya. Nay masih tidak tahu apakah Paman Foster benar-benar dalang dari semua ini atau bukan tetapi yang jelas ia mulai percaya bahwa apa yang dikatakan Rendra memang benar adanya. Sesampainya di bandara mereka mulai bertanya kepada petugas bandara dan menanyakan apakah pesawat pembawa Mr. Jack sudah berangkat atau belum. Sang petugas bandara pun mengatakan bahwa pesawat nya telah berangkat beberapa jam yang lalu. Akhirny mereka ikut penerbangan selanjutnya untuk pergi ke Indonesia.

Nay semakin kebingungan dengan situasi yang mencekam seperti ini. Genosida yang sudah jelas sedang berjalan dengan sombongnya, memperlihatkan kesemua manusia bahwa dirinya mampu memberantas kekacauan yang ada. Akhirnya Damar memberi saran kepada Nay untuk menghubungi Abi dan memberitahunya bahwa Mr. Jack dan rombongan akan sampai terlebih dahulu ke Indonesia. Nay pun menghubungi Abi dan setelah Abi mengetahui berita tersebut ia pun mulai mengumpulkan pemuda-pemuda yang ada disekitar rumah Abi dan menjelaskan apa yang sebenarnya tengah terjadi dan apa yang akan terjadi bila mereka tidak menggagalkannya. Mereka pun terkejut mendengarkan penjelasan Abi. Akhinya mereka menyusun strategi dengan waktu yang sangat terbatas.

Di bandara akhirnya Nay mendapatkan jadwal penerbangan dan mereka bertiga segera bertolak ke Indonesia. Tetapi ternyata rombongan Mr. Jack sudah sampai terlebih dahulu dan menuju ketempat yang sudah disediakan oleh pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan kerjasama ini pada keesokan harinya. Rombongan Mr. Jack pun memastikan berapa banyak orang yang akan mengikuti kerjasama tersebut. Dan ia mendapat informasi bahwa ada kurang lebih seribu orang yang akan menyumbangkan nyawanya secara cuma-cuma untuk Amerika. Senyum Mr. Jack menandakan bahwa bencana akan segera dimulai. Dengan ribuan nyawa yang digenggamnya maka Amerika akan memberinya upah dengan nominal yang sangat besar. “Jika tidak sanggup membayar hutang Amerika maka inilah jalan satu-satunya,” ucapnya lirih.

Sedangkan Rendra ditinggalkan begitu saja di pesawat Amerika tersebut. Keadaan Rendra yang sudah babak belur dihajar oleh mereka selama berada didalam pesawat membuat Rendra setengah tak sadarkan diri. Di ikat ke sebuah kursi dengan kepala yang ditutup oleh penutup warna hitam agar Rendra tidak bisa berkutik sama sekali. Lantas, kemana perginya Paman Foster?. Mengapa dia tidak telihat pergi bersama rombongan Mr. Jack?.

Ditempat yang berbeda, ayah Narendra telah mendengar kabar bahwa rombongan tim dari Amerika sampai ke Indonesia. Dia pun bersiap-siap akan menemui Mr. Jack dan sekutunya. Tetapi tiba-tiba ada seseorang yang membekap Rudi Wijaya dari belakang. Rudi pun tak sadarkan diri dan diikat oleh seseorang tersebut ke sebuah kursi. Beberapa menit pingsan, akhirnya Rudi pun sadar dan betapa terkejutnya ia melihat bahwa seseorang yang ada dihadapannya ialah Foster, sahabatnya dulu sewaktu mereka masih bekerja bersama-sama.

“Hai Rudi, lama sudah kita tidak berjumpa,” kata Foster sembari duduk santai didepan Rudi yang terikat kekursi.

“Mengapa kamu bisa ada disini? Apa maumu Foster?,” tanya Rudi yang terlihat kebingungan dengan situasi yang sedang ia hadapi.

“Kamu pikir Americanesia ini adalah rencanamu dengan Jack? Haha kamu telah salah besar Rudi. Ini semua adalah rencanaku dengan Jack, kami berdua menjebakmu dan ingin membalaskan dendamku kepadamu melalui kerjasama ini,” jawab Foster dengan nada marah seakan telah menahan emosi selama bertahun-tahun lamanya. Pukulan-pukulan pun menghujani muka Rudi. Sangat mirip dengan apa yang dialami oleh Rendra. Sungguh potret bapak anak yang sangat malang.

“Dengar aku Foster, aku benar-benar minta maaf atas apa yang telah aku lakukan kepadamu. Aku akan menebus semua kesalahanku, tolong lepaskan aku Foster,” kata Rudi yang sedang memohon agar dilepaskan oleh Foster. Pada saat Foster hendak memukul Rudi tiba-tiba dari belakang Foster dipukul oleh seseorang hingga tidak sadarkan diri. Rudi pun terkejut saat melihat orang yang memukul Foster ialah Jack. Rudi sangat bersyukur akhirnya Jack datang di waktu yang tepat.

“Oh man, thankyou Jack karena sudah menyelamatkanku. Bisakah kamu membukakan ikatanku agar kita bisa segera membahas kerjasama ini?,” jawab Rudi sambil tersenyum puas melihat Foster tidak sadakan diri. Bukannya menolong , Jack malah menertawakan Rudi secara lepas.

“Hahaha dua orang tua yang sudah bau tanah seharusnya tidak ikut campur dalam kerjasama ini. Tempat yang terbaik bagi kalian adalah liang lahat. Sangat mudah sekali untuk mempertipu daya kalian sehingga aku akan menguasai seluruh uang hasil kerjasama ini,” ucap Jack yang lalu mengunci pintu agar mereka berdua tidak bisa keluar dari rumah Rudi. Jack pun kembali ke tempat sekutunya berkumpul. Dirumahnya sendiri, Rudi benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja ia alami. Ternyata selama ini ia ditipu oleh Jack. Orang yang sudah ia percaya untuk menjalankan kerjasama ini bersamanya.

Didalam pesawat akhirnya Rendra benar-benar sadar dan mulai mencari cara untuk membuka ikatan tali yang mengikat tangannya. Setelah berjuang akhirnya ikatan tersebut dapat terlepas dan dia keluar dari pesawat secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh tentara yang berjaga. Setelah berhasil keluar kini Mr. Jack dan Foster ialah orang yang pertama dia cari agar dapat menggagalkan kerjasama ini. Tetapi, dengan badan yang sudah babak belur Rendra pun pingsan ditengah jalan sampai pada akhirnya Abi menemukan Rendra dan membawanya pulang kerumah. Sang Ibu pun terkejut melihat Rendra sudah babak belur, akhinya ia mengobati Rendra. Abi pun tidak tahu mengapa Rendra sudah sampai ke Indonesia sedangkan Nay belum. “Ada apa sebenarnya ini,” batin Abi. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Rendra tesadar dari pingsannya. Dia tekejut karena didepannya sudah ada Abi. Karena dia sangat merindukan sahabatnya itu dia pun memeluk Abi dengan erat.

“Abi, sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana bisa aku ada disini?,” tanya Rendra yang masih memeluk sahabatnya itu.

Lihat selengkapnya