Namaku Edlynne Gazbiyya Jesna, tetapi orang-orang lebih sering memanggilku Biyya. Hidupku rumit, kisah cintaku? Hahaha apalagi itu, sangat rumit, sebetulnya tidak ada yang spesial dari kisah cintaku, karena bagiku yang spesial itu bukan kisah cintanya, tetapi tokoh utama dalam kisahnya, jiailahh.
Okay, membahas tentang cinta yang rumit, kisah cintaku dengan mas crush itu sangat-sangat rumit, bahkan drama korea pun kalah rumitnya dengan kisah cintaku. Lima tahun aku menyimpan perasaan ini dalam diam untuk mas crush, dan akhirnya hari ini, tepat tanggal 1 Februari 2021 aku memberanikan diri untuk mengakui semuanya.
Malam ini aku duduk di atas kasur, dengan posisi kaki sila dan kedua tangan memegang ponsel tepat di depan wajahku.
“Chat jangan ya,” ujarku ragu dengan wajah bingung menatap layar ponsel.
“Kalau gue chat entar dia ngejauh, tapi kalau gak gue chat, gue penasaran sama jawaban dia,” mataku berkali-kali tertutup kemudian kembali terbuka.
“Ah bodo amat dah, gue chat aja, masalah dia ada rasa atau nggak, sama dia bakal ngejauh dari gue atau nggak, itu urusan belakang. Yang penting hati gue tenang,” ujarku pasrah.
Jari jemari perlahan menari indah di atas keyboard ponsel, satu persatu huruf tersusun indah menjadi sebuah rangkaian kata.
-------------------------------------------
Chat
Biyya
Azhim
Azhim
Oi
Biyya
Lu lagi apa?
Azhim
Lagi nyantai aja nih
Biyya
Ada sesuatu yang mau gue omongin, boleh?
Azhim
Bolehhh apaa tuh?
Biyya
Jd gini, gue mau jujur sama lo, tapi gue bingung gmn ngomongnya. Intinya dari kelas 3 SMA sampe sekarang gak tau kenapa rasanya kalau gue deket ama lo atau ngobrol sama lo, gue seneng banget, tapi disatu sisi gue juga takut, gue takut kalau gue ngerasain seneng, setelah itu bakal sakit hati, gue blm siap hati gue patah dan akhirnya gue coba buat bersikap biasa aja, tp hati gue malah ngeberontak. Mungkin pas gue bilang kek gini ama lo sekarang, lo mikir gue gak punya nyali, iya emang gue gak punya nyali, karena setiap kali hati gue ngerasain bahagia diwaktu yang sama otak gue langsung mikir patah hati, sakit hati. Gue pikir dengan gue terus ngebohongin diri gue sendiri kalau gue gak punya perasaan apapun sama lo, itu bakal baik-baik aja, tapi ternyata gue salah, ternyata capek, gue tau itu salah, tapi gue ngelakuin itu karena gue takut kalau emang lo cuma nganggep gue sebagai temen, dan itu bakal bikin gue sakit hati. Tapi sekarang gue coba buat ngeberaniin diri ngomong sama lo, gue ikhlas apapun jawaban dari lo, sekalipun itu bakal bikin gue sakit hati, seenggaknya gue udh bisa ngelawan rasa takut sama ego gue
Pesan pun terkirim, jujur jantungku dag dig dug parah, rasanya seperti sedang menunggu pengumuman kelulusan sidang skripsi, perasaan campur aduk layaknya gado-gado. Takut, malu, panik bercampur menjadi satu, ditambah chat-ku yang tak kunjung dapat jawaban, alhasil overthinking semakin menguasai pikiranku.
Ah sial, kenapa sih cinta serumit dan menakutkan gini, rumitnya rumus fisika juga kalah, apalagi seremnya dosen pembimbing gue, lewat. Batinku.
Setelah empat belas menit aku menunggu balasan dari mas crush, akhirnya ponselku berbunyi. Kutatap layar ponsel tersebut, ternyata tiga notif pesan dari mas crush. Dengan perasaan yang masih sama dan tangan yang gemetar, aku membuka notif tersebut.
-------------------------------------------
Chat
Azhim
Gua anggep lu udah seperti sahabat
gua yang lain, mungkin kalo untuk
lebih bisa juga, tapi jujur, dulu juga
gua ada rasa sama lu, cuman gua ga
berani karna gua pikir lu tidak ada
rasa sama gua, jadi gua mikirnya, ya
lu cuman nganggep gua doang
sebagai sahabat, akhirnyaa gua
mencoba untuk biasa aja, berjalannya
waktu dan udah jarang vc, chatan,
ketemu semua itu hilang dengan
sendirinya
Dan gua juga belum bisa ldran
Gua juga belum bisa untuk seperti itu
takutnya jika menjalankan yang lebih
serius dan berenti di tengah-tengah
malah bikin sakit hati, gua masih
takut seperti itu
Sial, benar saja dugaanku, hal yang aku takuti selama ini pun terjadi, mas crush tidak memiliki rasa yang sama kepadaku. DAMN! Rasanya ketika membaca balasan chat dari mas crush seperti ada samurai menyasar jatuh tepat dihatiku. Jika dibilang nyesek, ya nyesek lah, dibilang nyesel juga ya nyesel lah. Semua itu memang salahku, membuat luka yang disengaja. Eeiiitsss, tunggu dulu, bukan tanpa alasan aku melakukan hal tersebut.
Aku bersikap biasa saja bahkan terkesan dingin kepada mas crush disebabkan karena aku takut terhadap cowok, aku takut jika nantinya aku merasakan jatuh cinta maka setelahnya aku akan merasakan patah hati, dan hal tersebut yang membuat aku belum siap. Lebay? Pengecut? Yaa, terserah kalian saja mau berpikir apa tentangku. Tetapi aku tidak pernah menyesal sudah mencintai mas crush, ya walaupun aku tahu kita beda rasa, but it is okay, justru aku bersyukur berkat mas crush, aku dapat melawan rasa takutku perlahan-lahan. Aku pun membalas chat tersebut, dengan perasaan yang masih campur aduk.
-------------------------------------------
Chat
Biyya
Iyaa gue ngerti, gue jg gak minta kita ldran, gue cuma pengen bilang apa yang gue rasain ke elu, karena jujur ternyata capek juga mendem tp disatu sisi kalau gue jujur gue jg takut
Azhim
Guaaa salut sama lu udah berani
ngomong seperti itu
Btw yang waktu itu lu tanya sama
gua, itu juga buat elu kan bukan
buat temen lu
Kita jalanin seperti biasanya aja bi,
nanti juga misalkan kita jodoh kita
akan disatukan lagi ko
Anda
Jadi gini, temen gue tuh punya temen
kan trus dia tuh kek seneng+nyaman
gitu pas lg ngobrol atau ada dideket si
cowok, karena si cowok itu suka