Amy meninggalkan kantor dengan sejuta rencana dikepalanya, ia menyusun apa-apa saja yang akan di lakukannya saat bersantai nanti.
“Hmmm, apa yang harus kulakukan terlebih dahulu?” gumamnya pada diri sendiri. “Mungkin ke tempat pijat reklaksasi akan menyenangkan, sudah lama aku tidak memanjakan diriku, oh atau aku menonton dirumah saja ya, dirumah banyak sekali DVD film yang belum sempat ku tonton karena sibuk bekerja. Lagipula, kalau aku pergi ke tempat pijat relaksasi akan membutuhkan waktu lama diperjalanan, lalu lintas sangat ramai menjelang Thanksgiving” putus Amy. “Emm sebelum pulang aku harus mampir ke supermarket dulu membeli cemilan yang akan ku makan sambil menonton film nanti” Amy masih sibuk berbicara dengan dirinya sendiri.
“Menghabiskan liburan sendiri sungguh menyenangkan, uuuhh senangnya” kali ini Amy berbicara dalam hati. Raut wajahnya jelas sekali menggambarkan ekspresi kebahagiaan. Ia pun berjalan dengan riangnya menuju supermarket terdekat.
***
Sepertinya keputusan Amy untuk membeli cemilan bukanlah ide yang bagus, pasalnya supermarket sekarang bahkan lebih padat daripada lalu lintas. Tapi mau bagaimana lagi, Amy sudah terlanjur ke sini dan berdesakan diantara banyak orang. Tidak ada pilihan lagi, Amy harus berbelanja di sini atau dia akan menyianyiakan waktu ke sini hanya untuk berdesakan dan pulang dengan tangan kosong. Ia pun berjalan menuju tempat cemilan, menyelip diantara ribuan orang –oke ini berlebihan– beruntungnya, Amy memiliki tubuh kecil yang bisa menyelinap dengan mudah. Dengan sedikit perjuangan, akhirnya Amy sampai di tempat cemilan. Ia mengambil beberapa bungkus keripik, biscuit coklat, macaroni, dan tak lupa berbagai macam coklat. Dari mulai bubuk coklat untuk membuat hot chocolate, Ferrero rocher, outerbloom, hershey’s, toblerone, lindt & sprungli lindt, Alfred rite, silver queen dan Cadbury.
Amy memang menggemari segala jenis coklat, terutama yang jenis dark chocolate. Memakan coklat membuatnya merasa senang dan terbebas dari stress akibat pekerjaannya. Ia bahkan bisa menghabiskan 1 bungkus besar hershey’s sendirian dalam sehari. Jika kau mengenal Amy sebagai gadis yang dermawan, akan beda halnya jika kau meminta coklatnya. Amy bisa berubah sangat kikir jika yang kau minta ialah coklatnya. Ada beberapa saat dimana ia hanya ingin menikmatinya sendiri tanpa ingin membaginya dengan siapapun. Amy tidak peduli dengan mitos yang mengatakan jika makan terlalu banyak coklat akan membutmu gemuk. Buktinya ia sudah makan banyak coklat tapi badannya masih mungil saja. Jadi, ia tetap memakan coklatnya tanpa ada yang perlu di khawatirkan.
Selesai berbelanja, Amy langsung menuju ke rumahnya, tak sabar untuk menikmati cemilan yang baru saja ia beli. Tapi diperjalanan, dia bertemu dengan salah satu teman kantornya bersama dengan seorang anak kecil.
“Eh, Amy kau disini ?”
“Hey Kyle, iya ada apa ?”
“Kau tidak ikut berkumpul dengan anak-anak yang lain?”
“Tidak, aku ada urusan tadi, kau sendiri?”
“Orang tuaku datang ke rumah untuk merayakan Thanksgiving besok jadi aku harus cepat pulang” jelas Kyle “kenalkan ini adikku Lily.”
“Hai Lily, aku Amy” sapa Amy ramah sambil menjulurkan tangannya.
“Halo kak Amy, senang bertemu denganmu” Lily membalas dengan manis.
“Lucunya” gemas Amy “Ngomong-ngomong kalian mau kemana.”
“Kami ingin membeli cemilan di supermarket, adikku ingin makan coklat, dan aku akan membeli buah.”
“Tidak … tidak, itu ide yang buruk aku baru ke supermarket tadi dan disana banyak sekali orang. Lebih baik kamu kembali besok pagi saja.”
“Oh ya? Hari menjelang Thanksgiving memang membuat toko-toko ramai, tapi aku tidak menyangka supermarket juga seramai itu.”
“Aku juga bingung, hampir saja aku pulang dengan tangan kosong karena lelah berdesakan.”
“Ya sudahlah, kita ke supermarketnya besok saja ya Lily.”
“Tapi aku ingin makan coklat” Lily cemberut sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Melihat itu, Amy menjadi ingat kalau ia membeli banyak coklat tadi. Ia melihat ke tas belanjaanya, berfikir apakah dia harus membagi coklatnya atau tidak.
“Kita beli coklat besok saja ya, sekarang sangat ramai, aku khawatir kamu akan kenapa-napa jika berdesakan nanti.”
“Kakaaaakkk … aku ingin cemilan malam, aku ingin coklat” rajuk Lily.
“Hey Lily, ini kakak punya coklat ambillah” Amy menyerahkan 1 bungkus coklat outerbloom.
“Waah terima kasih kak” Raut wajah Lily berubah riang. “Emm kak, emmm apa kakak punya hershey’s ? aku ingin makan itu” kali ini Lily memasang wajah memohon yang sangat menggemaskan.”
“Ohh emm” Amy memasang senyum dipaksakan. Hershey’s adalah coklat olahan kesukaannya dan dia tidak bisa menyerahkannya begitu saja.
“Lily, kamu sudah dapat outerbloom tidak usah banyak mau” omel Kyle.
“Kaaakkk” Lily mulai merajuk lagi.
Amy masih menimbang-nimbang harus memberikan hershey’s nya atau tidak. Ia sebenarnya beli 3 bungkus hershey’s tapi tetap saja ia merasa berat memberikannya.
“Lily sudah, kau sudah dapat cemilan, lebih baik kita pulang sekarang, Amy kami pulang duluan ya, terima kasih coklatnya.”
Lily memasang wajah cemberut dengan enggan ia mengikuti langkah kakaknya.
“Emm ehh, iyaa eemmm Lily kemari sebentar, ini hershey’s ambillah” akhirnya Amy memberikan coklatnya dengan sangat berat hati.
Dengan semangat Lily mengambil hershey’s dari Amy “Terima kasih kak, terima kasih banyak.”