Jangan tanya pada sesama manusia seperti apa kekuatan mereka. Tanyalah pada semesta seperti apa jagat raya tanpa batas itu. Manusia tidak ada artinya sama sekali. Jadi jangan pernah berpikir kau yang terkurung di bumi bisa melakukan segalanya. Namun mengapa masih saja ada insan yang sombong dan mengira memiliki apa pun? Apa yang menarik dari dunia? Harta? Tahta? Wanita?
Hey, kau! Apa kau lupa? Lagi-lagi takdir bisa mengobak-abik dirimu bahkan dalam jangka waktu semalam. Orang baik saja bisa terkena imbasnya apalagi kau yang jahat. Sama seperti Aria. Sampai sekarang tidak ada yang tau bagaimana nasibnya, gadis berambut panjang yang dua bulan lalu mengalami kecelakaan. Apa dia masih hidup atau justru sudah meninggal?
>>><<<
Suasana ramai di SMA Hanggyo bagaikan di pasar malam; berisik sana-sini. Ada yang bercengkrama di bawah pohon, ada yang berlarian tak jelas, di lapangan basket dua tim sedang bertanding, ada yang berpacaran, serta ada yang sibuk menyalin PR. Tiba-tiba seseorang berteriak di dalam kelas 11IPA2.
"TEMAN-TEMAN, KEIRA HARI INI HADIR!"
Krik! Krik! Krik! Krik!
"SERIUS!"
"AHKKK!" Sontak teman-teman sekelasnya gelagapan.
"Masa sih hadir?"
"Ini bukan saatnya bercanda!"
"Astaga, aku sedang fokus mengerjakan tugas."
"Bagaimana ini? Bagaimana ini?" Semuanya panik. Kelas yang tadinya acak adul lumpang lamping ala kapal pecah itu dengan tergesa mereka bereskan.
"Lekas bersihkan! Keira sudah di lobi!" Seseorang yang baru masuk ikut ambil tugas.
"Kau! Perbaiki seragammu!" Siswi yang berteriak tadi menepuk bahu teman yang ia maksudkan. "DASI, DASI, PAKAI DASI SEMUANYA!"
"Ini kursinya Keira, bukan?"
"Iya, iya."
"Serius? Kalau salah kita bisa dibanting Keira, tau!"
"Iya loh!"
"Nan, Kamu lihat Keira sana! Ulur waktu, segera!"
"Baik!" Nana hendak berlari keluar kelas, namun saat di ambang pintu, "HUAHHH!" Keira sudah menampakkan diri di sana bersama Junggie di sampingnya.
"Hai," sapa Keira dengan tersenyum lebar. Kelas mendadak hening.
"Keira," Nana menyebutkan nama itu, "kami bisa jelaskan."
"Ngg? Menjelaskan apa?" Keira meneliti kelasnya yang masih berantakan. Dia bingung sendiri, teman-temannya membeku seperti patung. Keira sedikit terkejut saat salah satu dari mereka tanpa sadar menjatuhkan kursi.
"Minggirlah! Keira ingin masuk!" Junggie menepikan Nana yang menghalanginya. Setelahnya Junggie merangkul Keira untuk masuk ke kelas dan berhenti di depan kelas.
"Begini, semua!" Junggie memulai ucapannya. "Teman kita yang bernama Jung Keira ini, mengalami amnesia. Jadi dimohon bantuannya supaya Keira bisa mengingat semuanya lagi."
Seluruh murid 11IPA2 sontak terkejut.
"Dan untuk sekarang semuanya perkenalan diri dulu sama Keira."
Satu persatu mereka mulai kenalan. Ternyata bukan soal amnesia yang membuat semuanya terkejut namun juga sikap dan sifat Keira yang berubah total.
Jung Keira yang terkenal dengan mulutnya yang pedas, disiplin dan taat aturan. Walaupun di kelas ini ia hanya menggelar sebagai siswi biasa, ketegasannya dalam menanggapi setiap kecerobohan temannya akan melebihi ketua kelas. Ada seorang murid saja tidak mengenakan dasi, Keira bisa mengeluarkan beratus suku kata. Bahkan dibanding wali kelas 11IPA2 murid-murid dari kelas tersebut mengakui mereka lebih takut akan sosok Keira. Bayangkan, sekarang gadis itu sedang tersenyum manis pada semuanya. Bersalaman tanpa memedulikan kekacauan kelas.