Bocah itu berjalan melintasi selasar sekolah yang dipenuhi siswa siswi yang saling berbincang. Tak heran suasana sangat ramai, sebab jam istirahat baru saja dimulai. Si bocah hendak menuju ruang TU untuk membayar uang sekolah, namun di pertengahan jalan, dirinya dihadang oleh sekelompok siswa berwajah garang. Si bocah tak punya pilihan lain, ia sudah terbiasa dengan hal ini.
“Ikuti kami.” Salah satu dari mereka berkata. Total ada lima siswa yang menghadang si bocah. Satu orang memimpin jalan, masing-masing seorang di kiri dan kanan, serta dua orang lagi di belakang, memastikan tidak ada jalan bagi si bocah untuk berlari pergi.
Brak!
Pintu gudang yang mulai melapuk itu dibuka paksa. Mereka menyeret tubuh kecil si bocah ke sudut gudang.
“Cepat berikan uangmu.” Perintah seorang siswa berambut ikal. Si bocah menggeleng, berkilah tidak membawa sepeserpun uang.