"Astaga! Itu Ayu?" seru Jian panik begitu melihat sosok sahabatnya yang terjebak di antara tawuran antar pelajar tersebut.
Akhirnya tanpa pikir panjang, gadis itu pun segera membuka pintu mobil dan langsung melesat keluar.
"Hei! Jian! Kau mau kemana? Hei! Jangan bertindak bodoh!" teriak Yoseph cemas ketika dilihatnya Jian yang berlari menuju ke arah TKP. "Ck, sial!" mau tak mau Yoseph pun ikut keluar menyusul adiknya itu.
Jian tampak berlari menghampiri Ayu yang kini berjongkok menunduk ketakutan di antara tawuran tersebut.
"Ayu! Apa yang kau lakukan di sini?" bentak Jian pada gadis itu.
Ayu terkejut dan mendongak, lega karena merasa terselamatkan.
"Jian? Syukurlah kau datang. Aku takut sekali. Tadi sewaktu aku berjalan, tiba-tiba saja mereka datang dan langsung berkelahi seperti ini." katanya ketakutan.
"Ck! Ayo, kita menepi."
Jian menarik tangan Ayu dan berusaha menghindari pergulatan para pelajar itu.
"Astaga, ini sama sekali tidak seimbang. 4 orang melawan belasan musuh? Apa-apaan?" gumam Jian yang masih sibuk menghindari para pelajar itu.
Namun entah sengaja entah tidak, salah seorang dari mereka menyodok kepala Jian membuat gadis itu seketika memekik kesakitan.
"Akh! Hei! Kenapa kau memukulku?" kata Jian marah sambil memegangi kepalanya yang kena pukulan. Tanpa ampun ia pun balas memukul lelaki yang memukulnya tadi.
"Hei! Kau memukulku?" bentak lelaki itu.
"Kau yang memukulku lebih dulu!"
"Sial! Cari mati, ya?"
"Kau yang cari mati! Rasakan ini!" Jian kembali memukul lelaki itu sehingga lelaki tersebut pun terpaksa melawannya.
"Astaga! Jian, jangan!" seru Ayu ketakutan.
Namun Jian sama sekali tak menanggapinya. Ayu pun terpaksa kembali lari dan menepi seorang diri. Ia cemas menyaksikan Jian yang kini tengah ikut bergulat dengan para pelajar tersebut.
"Kau baik-baik saja?" Ayu menoleh mendengar teguran tersebut dan mendapati seorang lelaki asing yang kini berada di sampingnya.
"Kau—siapa?"tanyanya.
"Aku Kakaknya Jian. Di mana Jian?"
"Itu—"
Ayu menunjuk ke arah pergulatan. Yoseph menarik napas kesal ketika melihat adiknya itu kini sudah asyik bergulat dengan para pelajar tersebut.
"Ck! Bocah bodoh itu.." gerutunya, lantas tanpa pikir panjang ia pun segera menyusul Jian dan membantunya melawan para pelajar tersebut.
Sammy yang saat itu kebetulan melihat Yoseph ikut berada disana tertegun sejenak karenanya.
Sedang apa dia di sini? Kenapa dia membantuku? Tunggu! Hei! Bukankah itu si gadis bodoh? Kenapa dia juga ada di sini? Untuk apa dia ikut berkelahi begitu? Dasar gadis sok jagoan! Pikir Sammy heran bercampur kesal.
BUGH!!!
"Akkhh!!" gara-gara Sammy lengah, sebuah pukulan pun mendarat di pipinya. Dengan geram ia pun kembali berkonsentrasi pada musuh-musuhnya lagi.
Namun tiba-tiba..
"Ada polisi! Ada polisi! Cepat lari!!"
Sammy terkejut mendengarnya. Ia pun segera menyuruh ketiga temannya yang masih berkelahi itu untuk berlari menyelamatkan diri. Sementara para pelajar yang lain sudah kabur terlebih dahulu.
"Jian! Cepat masuk ke mobil!" terdengar suara Yoseph berteriak.
Sammy berhenti sejenak dan melihat ke arahnya. Yoseph yang kebetulan melihatnya pun turut tertegun pula. Keduanya saling bertatapan selama beberapa detik.
"Sammy! Cepat!" tegur Teddy, membuat Sammy tersadar dan kembali berlari menjauh.
"Kakak! Apa yang kau lakukan? Cepat pergi!!" teriak Jian pula ketika melihat Kakaknya yang masih bertengger di tempat, membuat lelaki itu segera berlari menyusul.
"Ayu, ayo ikut denganku!" Jian menarik tangan Ayu dan mengajaknya masuk mobil.
***
"Hei! Kenapa tadi kau ikut berkelahi?" kata Yoseph pada Jian sedikit kesal.