Agatha yang sudah menunggunya pulang. Nerissa sempat menanyakan dimana keberadaan Andrian, namun Agatha sendiri juga tidak mengetahuinya. Akhirnya Agatha dan Nerissa memutuskan untuk duduk duduk di lantai dan menyenderkan badan mereka ke dinding. Mereka mengobrol sampai Andrian datang. Andrian datang dengan wajah kebingungan sambil melihat note itu.
“Paan tuh?” tanya Agatha. Andrian hanya menggeleng.
“Udah yuk!” ajak Andrian. Agatha dan Andrian yang waktu itu juga sedang menggenggam handuk di tangannya langsung menjatuhkannya. Ia melihat Nerissa. Namun ia tak sendirian, laki laki yang kemarin bersama Agatha sedang makan bersamanya. Mereka tampak akrab bahkan mereka tertawa bersama. Andrian pun mundur beberapa langkah dan tak sengaja menabrak orang yang sedang melintas. Orang yang ditabrak tersebut sempat menegur Andrian, namun Andrian tidak menghiraukannya. Andrian pun langsung mengambil handuknya yang terjatuh dan berjalan kembali ke flatnya. Ia antara marah dan sedih. Ia tahu ia tidak ada hubungan apapun dengan Nerissa dan tidak berhak marah. Namun jika Andrian mau ia bisa saja sekarang sudah jadi pacar Nerissa, namun Andrian punya alasan yang kuat untuk tidak berpacaran dengan Nerissa walaupun sebenarnya ia tidak rela.
Di tengah perjalanan, Andrian bertemu dengan Axzel yang sedang duduk di bangku taman dekat flatnya. Andrian awalnya berniat untuk menghampirinya, namun ia sudah tidak bisa memasang wajah ramah. Dan akhirnya ia memutuskan untuk langsung pulang. Sesampainya di rumah, ia langsung mengabari Charles agar meneleponnya. Ia juga mengabari Agatha untuk menceritakan apa yang ia lihat dan menanyakan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Setelah itu ia melempar ponselnya ke atas meja dan berbaring di atas sofa.
Di sisi lain Nerissa sedang menyantap sarapannya yang baru saja datang. Eric duduk tepat di depannya. Sesekali Eric melihat ke arahnya dan kemudian lanjut makan. Nerissa tidak merespon apapun ketika ia tahu Eric melihatnya beberapa kali. Hingga akhirnya Nerissa pun bertanya kepada Eric.
“Kenapa haha?” tanya Nerissa sambil cengingiran.
“Gak apa apa haha,” jawab Eric sambil melihat ke sekitar.
“Memangnya gak masuk pagi?” tanya Nerissa. Eric menggeleng kemudian Nerissa mengangguk. Nerissa terus melahap makanannya sedangkan Eric seperti tidak fokus dengan makanannya.
“How is school?” tanya Eric.
“Umm.. Tomorrow is my first day, so I don’t know,” jawab Nerissa. Beberapa lama kemudian Nerissa sudah menyelesaikan makanan dan pamit pulang. Eric hanya mengangguk dan diam saat Nerissa berpamitan. Namun Nerissa tidak menghiraukan hal tersebut. Setelah Nerissa pergi, Eric melanjutkan makanannya dan hanya menatap ke arah kursi yang tadinya diduduki Nerissa.
Saat berbaring di sofa, Andrian mendapatkan panggilan dari Agatha. Ia hanya melirik ponselnya. Tak lama ponselnya sudah tidak berdering lagi, namun selang beberapa detik ponselnya berbunyi lagi. Akhirnya Andrian pun memutuskan untuk mengangkatnya.
“Apa?” Andrian memulai pembicaraan.
“Taman deket flat lu. Cepet,” ujar Agatha dan kemudian ia langsung mematikan panggilannya. Andrian menghembuskan nafas berat dan berdiri dari sofanya untuk ke taman dekat flatnya.
Setelah tiba di taman, ia melihat Agatha duduk dengan jaket coklat dan rambut yang diurai. Andrian menghampirinya.
“Apa?” tanya Andrian.
“Duduk,” pinta Agatha. Andrian sesaat membuang mukanya namun kemudian duduk di sebelah Agatha.
“Cepet,” ujar Andrian.
“Gua langsung ke pointnya aja ya. Gua gak tau kalo Eric bakalan pergi sama Nerissa dan ngobrol segitu akrabnya. Gua tanya tadi sama dia. Iya dia suka sama Nerissa pas Nerissa ke rumah gua terakhir kali,” jelas Agatha. Andrian tak merespon sama sekali. Ia hanya menoleh ke arah Agatha.
“Gua suka sama lu,” ucap Agatha. Lamunan Andrian pun pecah. Ia menoleh ke arah Agatha sekali lagi dengan tatapan bingung lalu langsung membuang mukanya.
“Jadi lu sengaja nyuruh Eric buat-“ kalimat Andrian belum selesai dan Agatha sudah memotongnya.
“Gak, kalo itu gua emang gak tau. Gua memang tulus ngebantuin lu. Gua dah mendem perasaan gua dari lama. Gua dari dulu dah mau banget ngungkapin secara gua tau kalo lu gak mungkin suka sama gua. Dan gua pikir dengan ngebantuin lu deketin Nerissa gua bisa jadi bentuk rasa suka gua ke elu,” potong Agatha. Andrian hanya terdiam dan kemudian langsung pergi. Sebelum pergi ia sedikit menoleh ke arah Agatha dan pergi begitu saja. Agatha hanya terdiam. Dia menghembuskan nafas dan menggaruk garuk kepalanya. Ia melihat Andrian semakin menjauh dan tidak berbalik. Tak lama ia mendapatkan notifikasi pesan singkat. “Terima kasih.” Itu yang tertulis. Pesan itu dari Andrian. Agatha menatap gedung flat Andrian sesaat dan langsung pergi dari tempat tersebut.
Andrian yang sudah kembali ke flatnya hanya terdiam. Ia duduk di atas sofa dan larut dalam lamunannya. Ia berpikir apakah ini adalah bentuk Agatha agar bisa menjauhkan dirinya dengan Nerissa atau bagaimana. Tapi kalau memang iya, Agatha tidak akan mengatakan hal tersebut kan.
Esoknya Andrian sudah siap dengan baju yang akan ia kenakan untuk ke sekolah. Andrian punya satu skateboard yang ia beli kemarin agar ia bisa lebih cepat sampai ke sekolah. Setelah selesai dengan sarapannya, ia langsung membereskan barang barangnya dan berangkat. Guru pebimbing bilang ia akan menunggu di ruang guru dan murid pertukaran pelajar di arahkan untuk ke ruang guru terlebih dahulu agar pembangian kelasnya lebih mudah.
Saat Andrian hendak menutup pintu flatnya, ia melihat Nerissa yang juga melakukan hal yang sama. Nerissa yang saat itu juga melihat Andrian tersenyum kepadanya, namun Andrian tak membalas senyuman Nerissa dan langsung pergi. Saat ia sudah ada di lantai dasar flatnya, ia juga berpapasan dengan Agatha. Andrian hanya menoleh dan terus berjalan, tapi Agatha segera meraih tangan Andrian dan menghentikannya.
“Lu marah?” tanya Agatha. Andrian menggeleng.
“Gua buru buru.” Andrian melepas tangan Agatha.
“Gua duluan ya. Gua gak marah kok,” lanjut Andrian yang diiringi dengan senyumannya. Agatha tersenyum lebar dan mengangguk.
“Dri! Ntar siang kopi yakk!,” teriak Agatha. Andrian mengangkat tangannya dan memberi jempol kepada Agatha.