Nerissa hanya duduk di kursi taman. Sudah beberapa tahun sejak kejadian yang membuatnya stress. Dia sudah menjalani hidup yang baru dengan tempat tinggal yang baru dan kehidupan sehari hari yang baru. Bahkan Nerissa juga sudah lulus kuliah dan sudah bekerja sebagai wartawan. Hari ini ia mengambil cuti karena merasa tidak enak badan. Ia memutuskan untuk tidak menemui Jessica karena sedang membutuhkan waktu untuk sendiri.
“Anjir laper,” gumam Nerissa yang kemudian beranjak dan menuju minimarket. Ia mengambil satu bungkus cereal bar dan satu kotak susu. Sebenarnya ia ingin sekali membeli cream soup namun ia sudah tidak tahanlagi dengan rasa lapar yang ia rasakan sekarang.
Tiba tiba karena tidak fokus pada jalanan, ia menabrak seorang pria yang menggunakan pakaian serba hitam.
“Maaf maaf,” ucap pria tersebut. Nerissa mengangguk pelan dan kemudian berjalan. Pria itu memandangi Nerissa sesaat dan langsung kembali berjalan. Setelah duduk di kursi taman, Nerissa langsung membuka cereal bar tersebut dan memakannya.
“Nerissa?!” panggil seseorang. Nerissa seperti tidak mengenal wanita tersebut. Ia menggunakan masker dan topi.
“Ehm, siapa ya?” tanya Nerissa. Wanita itu hanya tertawa kecil.
“Tunggu sini bentar ya..,” ujar wanita itu. Ia langsung pergi dari hadapan Nerissa. Tak lama wanita itu kembali dengan pria yang tadi Nerissa tabrak. Nerissa hanya memandang kedua orang tersebut dengan tatapan aneh. Wanita itu tiba tiba membuka maskernya sambil tersenyum lebar. Namun Nerissa tak kunjung mengenali wajah orang tersebut.