Pagi pun tiba, Amora bangun dan langsung bergegas menuju ke kamar mandi, tidak butuh waktu lama Amora pun selesai mandi dan ia langsung bersiap-siap untuk segera berangkat ke kampus, dan hari ini merupakan hari terakhir masa orientasi mahasiswa. Setelah sampai kampusnya Amora langsung masuk ke aula yang kemarin menjadi tempat OSPEK. Dan kebetulan ia melihat Clara yang sedang duduk sendirian ia pun langsung menghampirinya, "hay, Cla." Sembari menepuk pundak Clara. "Oh hay juga, kamu baru nyampe Mor?" "Iya Cla." Jawab Amora, "sini duduk di samping ku saja." Jawab Clara sembari menepuk tempat duduk yang disebelahnya.
Tak lama setelah Amora duduk para panitia OSPEK pun masuk, salah satu panitia menyuruh para mahasisiwa baru untuk segera berkumpul dengan kelompoknya, karena kebetulan kemarin sudah di bentuk kelompoknya, dan mereka ditugaskan untuk menyampaikan motivasi mereka sebagai seorang dokter.
Salah satu mahasiswa yang satu kelompok dengan Amora yang bernama Jovan, ia pun di panggil ke depan untuk menyampaikan motivasi nya. "Sebelumnya perkenalkan nama saya Jovan, saya tinggal di daerah yang lumayan masuk ke pelosok, dan juga di daerah saya ini masih kurang sekali fasilitas kesehatan, dari sini saya merasa ter motivasi untuk bisa menjadi seorang dokter. karena, saya ingin bisa membantu masyarakat di daerah saya, dan bisa membuat perubahan."
Amora yang mendengar ucapan jovan tadi merasa tersentuh, kerena ucapan Jovan tadi mengingatkan ia pada salah satu alasan pribadinya, dan sekarang tiba gilitan Amora yang menyampaikan motivasi, Amora pun langsung berdiri dan maju kedepan, walaupun ia merasa sedikit gugup, tapi berusaha melawannya.
"Halo semuanya, perkenalkan nama saya Amora." Amora memulai pembicaraannya. "Saya berasal dari desa kecil juga, dan saya hidup di keluarga yang sederhana, motivasi saya ingin menjadi dokter karena, saya ingin membuat kedua orang tua saya bangga kepada saya, saya juga ingin membuktikan kepada ayah saya dan orang-orang yang pernah meremehkan saya bahwa, bukan hanya anak orang berada saja yang bisa menjadi dokter, tapi gadis desa sederhana seperti saya pun bisa menjadi dokter." Amora menjawabnya dengan tegas, lalu ia melanjutkan berbicaranya. "Dan yang kedua yang menjadi motivasi saya juga yaitu, karena saya ingin membantu orang-orang yang ada di desa saya, karena di desa saya belum punya akses kesehatan yang baik, masih banyak orang yang sakit, setiap kali mereka ingin berobat mereka tidak bisa karena tidak ada dokter ataupun klinik yang memadai. Dan saya akan kembali kesana lagi suatu saat nanti dan memberikan yang tetbaik untuk mereka." Beberapa orang yang mendengar ucapan Amora tadi merasa kagum termasuk Clara. "Gak salah aku temenan sama kamu Mor." Batinnya berbicara sembari tersenyum.
Tak terasa kegiatan demi kegitan terus berjalan dan akhirnyaa masa orientasi atau OSPEK akhirnya selesai juga. Dan karena acaranya sudah selesai Amora memutuskan untuk pergi ke taman kampus yang hijau dan sejuk, ia ingin beristirahat disana sebentar sembari membaca buku. Disela-sela ia sedang membaca buku, Clara tiba-tiba datang menghampirinya dan langsung duduk di samping Amora. "Weyy lagi baca apa itu Mor?" Tanya Clara yang sedikit mengintip buku yang Amora baca. "Aku hanya sedang membaca cerita novel saja Cla." Amora menjawab dengan mata yang masih fokus dengan bukunya itu. "Oooh baca novel to." Sembari mengangguk-ngangguk kepalanya. "Eh iya Mor, hari ini kan kebetulan kita pulang cepet gimana kalau kita nongkrong dulu ke cafe." Tanya Clara dengan senyum cerianya. "Ummm boleh juga." Jawabnya sambil tersenyum, "yasudah kalo begitu ayo."
Setelah menempuh perjalan 10 menit akhirnya mereka sampai disebuah cafe yang tak jauh dari kampus mereka berdua. Mereka berdua pun langsung masuk ke cafe tersebut, dan duduk, tak lama kemudian seorang waiters mendatangi mereka, "selamat datang di cafe kami kak, ini buku menunya silahkan bisa dilihat dulu." Ucap waiters itu sembari menyodorkan buku menu kepada Clara