Menjadi seorang single parent tidak pernah terlintas dalam benak. Menjadi seorang pejuang tunggal tak pernah ada dalam kamus hidup bahkan bermimpi saja tidak pernah! Namun semuanya terjadi padaku di usia yang relatif masih muda.
Hidup begitu berat ketika berjuang sendirian apalagi tanpa ada seorang pendamping di sisi. Itu betul sekali.
Maaf belum memperkenalkan diri, namaku Sherine Valencia. Untuk usia? Usia saya sekarang sudah tiga puluh tiga tahun dan memiliki seorang anak perempuan bernama Rosemary Valencia yang kini sudah berusia enam tahun. Rose adalah nama panggilan yang diberikan untuk dirinya.
Jujur saja, aku hamil di luar nikah. Reaksi orang tua? Tentu saja marah. Masih teringat dalam ingatan bahwa untuk menginformasikan kehamilan ini, diriku mengirimkan surat kepada papa.Surat? Iya, betul, kalian tak salah dengar. Surat yang kuberikan adalah beberapa lembar kertas yang dibuat dengan tulisan tangan dengan pena. Itulah yang kulakukan karena tak bisa berkata-kata secara langsung.
Jangan salah paham, aku menceritakan hal ini bukan untuk membenarkan perbuatan sendiri, tapi jadikan ini pelajaran supaya tidak ada perempuan mengalami hal yang sama sepertiku.
Kenapa tidak menikah saja? Pertanyaan bagus! Kehamilan ini terdeteksi ketika hubungan dengan kekasih sudah putus. Diriku sudah berusaha menghubungi ayah biologis anak dalam rahim, tapi dia malah mengganti nomornya. Sungguh bagus perbuatannya itu! Laki-laki pengecut!
Apakah aku merengek minta dinikahi? Tidak! Bahkan ketika papa menanyakan siapa pria bejat itu, aku tidak mau menyebutkan sama sekali. Pantang bagiku meminta-minta, apalagi meminta dikawini hanya demi status anak.
"Kamu pacaran sama suami orang?" tanya kakak sepupuku, Cindy.
"Tidak. Dia bukan suami orang. Masih single juga," jawabku enteng.
"Kenapa kamu ga bilang sama dia supaya dia mau tanggung jawab?" Cindy bertanya kembali.