Anak-anak Tanpa Cinta

Lilis Alfina Suryaningsih
Chapter #13

Bab 12 | The Grazy

Sifat seseorang bisa terjadi akibat keturunan yang memang sangat berkaitan erat dengan darah yang mengalir dalam tubuhnya

***

"Lo udah tidur? Okta!"

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu mereka berdua langsung masuk ke dalam kamar itu. Untung saja Okta sudah tahu sifat asli dua orang ini yang sama-sama sangat penasaran dengan cerita, bukan penasaran sih melainkan lebih ke suka banget.

"Belum. Ada apa?" tanya balik Okta.

"Mau dengerin cerita boleh," pinta Bimo.

"Cerita apa?"

"Kisah masa lalu lo lah. Masa kita-kita," sewot Bimo.

"Kisah gue, ya udah kalian berdua duduk yang tenang, gue akan cerita oke."

Laksana seorang anak yang langsung menuruti perintah kedua orang tuanya ketika mendengar kisah yang sangat menarik sebelum mereka tidur, tingkah Bimo dan Rendra memang layaknya anak kecil tetapi mereka sudah berpikir sedikit demi sedikit menuju kedewasaan yang dimana mereka harus berpikir mana yang salah dan mana yang benar.

Mereka duduk di atas ranjang milik Okta sambil memeluk bantal yang ada di sana mereka siap mendengarkan cerita yang akan segera diceritakan oleh Okta.

Cerita diawali pada saat Okta duduk di bangku SMP di mana ia terkenal anak yang paling rajin dan paling disiplin bahkan saking pandai dan rajinnya itu ia selalu dipuja oleh guru-guru hingga dianggarkan dalam segala kegiatan sekolah karena hanya dirinya lah yang bisa mengharumkan nama sekolah.

Ia sering mengikuti kejuaraan baik tingkat terendah sampai tingkat paling tinggi walaupun hanya sampai tingkat kabupaten akan tetapi itu sudah pencapaian yang sangat bagus karena untuk mencapai propinsi itu sangat jauh sekali.

Minimal ia sering mengikuti F2OSN kegiatan yang sering dilakukan oleh tiap-tiap sekolah dalam satu tahun sekali, dan Okta mengikutinya untuk meneruskan perjuangannya pada saat ia duduk di bangku SD.

Hingga akhirnya setelah ia menyelesaikan kegiatan itu mengikuti F2OSN Okta kembali menginjakkan kakinya di kelas yang sangat ia rindukan. Bahkan saking berprestasi nya iya dipromosikan untuk menjadi ketua kelas alias sesosok murid teladan yang menjadi panutan di sekolahnya.

Namanya terkenal seantero sekolah, tidak jarang ada beberapa teman-temannya yang fans kepadanya. Namun di mana ada fans di situ pasti ada haters yang tidak suka kepadanya.

Suatu ketika Okta datang lebih pagi dari biasanya dan kelas pun masih dalam suasana yang sangat sepi, untuk mengisi waktu luang nya ia segera pergi ke perpustakaan. Namun setelah waktu menunjukkan pukul 07.00 di mana sebentar lagi bel akan berbunyi Okta memutuskan untuk kembali ke kelas akan tetapi di sana ia sudah disambut oleh wali kelasnya dan juga beberapa teman teman sekelasnya yang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Permi—"

Lihat selengkapnya