Pilihan yang kita hadapi memang sulit namun bukankah itu yang diinginkan oleh kehidupan karena kalau bukan pilihan bagaimana kita hidup?
***
Sementara itu di tempat lain semua orang tampak fokus dengan game masing-masing karena mereka memainkan game online yang ada di ponselnya untuk menghilangkan kejenuhan.
Hingga akhirnya seseorang datang ke dalam rumah itu tanpa di undang, kala semua orang fokus sama itu mereka berpikir bahwa Putra yang kembali akan tetap Mahen yang kebetulan berada di dekatnya itu hanya bisa terfokus kepada permainan nya.
"Ayo sikat-sikat. Jangan sampe lolos," geram Mahen.
Benar-benar, mereka kalau sudah menyangkut soal game mereka pasti akan lupa dunia. Bersamaan setelah datang seseorang itu dan giliran Putra yang datang, ia terkejut dengan keadaan seseorang yang hanya berdiri diam memperhatikan mereka.
Tidak lupa, Putra memberi salam lalu setelah itu menepuk pundak teman-temannya satu persatu.
"Lo baru balik Put, tunggu kalo lo baru balik yang datang tadi siapa?" Mahen yang pertama kali menyadari.
Hingga akhirnya ia bangkit dan langsung ikut menyalami bahkan ia menghentikan aksi memainkan game nya.
"Mahen kenapa stop mainnya, gapapa lanjutin aja," kata orang itu.
Rendra dan yang lainnya terkejut bukan ia main, mereka langsung menghentikan aksi bermain game mereka dan bangkit menatap seseorang itu. Dan satu persatu menyalaminya.
"Udah main game nya?" tanya orang itu.
"Udah Om." Rendra menjawab mewakili yang lainnya.
"Kalo gitu kita ngumpul dulu yuk," ajak Om itu kepada mereka semua.
Akhirnya mereka semua menuruti keinginan Om itu untuk segera mengajak mereka berkumpul di ruang makan.
Setelah berkumpul, seseorang yang di panggil Om itu mulai berkumpul dengan 7 remaja itu.
"Ada apa Om?" tanya Griya.
"Sebelum nya sorry, Om gak ngabarin kalian dulu datang kesini. Tapi sepertinya Om harus seperti ini karena ada masalah dengan kalian bertiga," jawab Om itu menunjuk Griya, Rendra dan Putra.
"Maaf Om. Emang ada apa?" Arkan terkejut.
"Jadi kalian masih belum kasih tahu! Kalian rekan atau cuma teman selewat saja!" teriak Om.
Semua orang langsung menatap ke arah mereka bertiga, dan itu membuat Griya, Putra dan Rendra sibuk dengan pikiran masing-masing. Karena memang mereka bertiga ingin mengatakan hal ini akan tetapi belum waktunya, namun kalau sudah seperti ini. Mau tidak mau mereka harus mengatakan hal ini sekarang juga.