Anak-anak Tanpa Cinta

Lilis Alfina Suryaningsih
Chapter #18

Bab 17 | The Nightmare

Mimpi buruk adalah bagian dari rasa trauma masa lalu dimana seseorang tidak bisa berdamai dengan masa lalu nya

***

Malam kemarin adalah malam paling bergejolak dimana semua hati, hingga 3 dari 7 lainnya tidak bisa tidur karena saking bingungnya dengan permasalahan mereka hingga menyebabkan Rendra, Putra dan Griya mimpi buruk.

Terlihat di kamar Rendra, keringat dingin keluar deras begitu saja.

Tanpa menunggu lama akhirnya ia sampai di rumahnya tersebut, dari kendaraannya sepertinya semua orang berada di rumah. Mungkin dia tahu apa yang akan terjadi didalam kalau dirinya masuk, jadi ia sudah mengumpulkan mentalnya untuk siap masuk ke dalam rumah.

Rendra berjalan sambil membuka pintu utama "Aku pulang,"

Baru saja mengatakan hal itu tiba-tiba satu tamparan mendarat di pipinya.

Plak!

"Berani-beraninya kamu pulang telat! Darimana aja kamu pulang selarut ini," teriak Papa nya.

Rendra tidak bisa mengatakan kalau dirinya buka mulut sepertinya dia akan mendapatkan hal yang sama. Bukan hanya sang Papa yang murka, Mama nya juga melakukan hal yang sama.

"Jangan-jangan kamu enggak kuliah, dan malah keluyuran gak jelas!" sentak Mama nya.

"Papa sama Mama mati-matian les in kamu untuk bisa menjadi yang terbaik, bukan malah main-main seperti ini. Oh atau ini pelampiasan kamu karena gak bisa main seperti mereka. Iya,"

"Kamu itu harus lebih hebat dari Abdur! Dia itu rival kamu bukan sahabat kamu!! Kalo kamu terus begini saja, sia-sia harapan kami punya anak seperti kamu, yang selalu di nomor duakan!!!"

"Mau taruh dimana harga diri Mama sama Papa kalo kamu tapi kamu malah seperti ini,"

"JAWAB RENDRA!!!"

Rendra tidak bisa berkata apa-apa lagi sebenarnya air matanya sudah dia tahun dari tadi pada saat keduanya terus menyalahkan dirinya. Sebenarnya ya sudah semaksimal mungkin melakukan apa yang mereka inginkan akan tetapi seolah pengorbanan dan perjuangannya selama ini tidak mereka hargai bahkan seolah beban dan tanggungannya yang ia pikul.

"Maafkan Rendra, Pa, Ma," Hanya itu yang bisa diungkapkan oleh seorang

Rendra.

 

***

Lihat selengkapnya