Korban dari tindakan masa lalu menimbulkan trauma dan dosa bagi si pelaku yang melakukannya
***
Rendra mencari sosok yang ia cari namun seperti nya tidak mudah bagi Rendra mencari sosok itu. Mata mereka beradu walaupun dari kejauhan, hingga akhirnya sang cowok itu berjalan menuju dirinya yang masih menatap tajamnya.
"Hai," sapa nya.
"Hai juga," ucapnya kaku.
"Lo pasti belum makan kan?" tebak cowok itu.
"Iya kok lo tahu sih. Jangan-jangan lo penguntit ya," ucapnya dengan nada mengancam.
Melihat sikap di depannya Rendra langsung paham akan situasi ini dan langsung mengulurkan tangan"Kenalin nama gue Novan Alzahair Rendra, "
"Putra," ulang Abdur.
"Yap. Ada yang salah sama nama gue,"
"Enggak gue cuma agak kaget soalnya namanya mengingatkan gue sama seseorang di masa lalu. Tunggu bukan nya lo anak kelas pembuangan itu," ungkap Rendra heboh.
"Jangan ngaco deh kita gak bahkan gak saling kenal lho,"
"Terus,"
"Ya gue mau temenan sama lo. Itu aja,"
"Temenan."
Mendengar kata teman membuat Abdur sedikit berpikir apa yang di lakukan oleh anak kelas pembuangan ini, sepertinya ia harus hati-hati karena kita tidak tahu hati manusia seperti apa.
"Gimana boleh gak," ulang Rendra
"Em. Boleh,"
Mendengar jawaban itu membuat Rendra sedikit tersenyum sepertinya hati Abdur telah masuk penangkap nya walaupun ada sedikit rasa curiga akan tetapi masih banyak rasa percaya antara Abdur dan Rendra.
"Waw! Gue nggak nyangka lho. Ya," kagumnya.
"Gak nyangka kenapa?"