Anak-anak Tanpa Cinta

Lilis Alfina Suryaningsih
Chapter #23

Bab 22 | The Afraid

Takut adalah manusiawi, namun kalian harus berani akan ketakutan itu karena takut itu akan menghambatmu

Akhirnya pertemuan mereka menjadi sebuah persiapan acara pernikahan antara Om Bae dan Tante Linda, dan mereka juga baru menyadari ternyata istri dari orang yang selama ini membantu mereka dari belakang adalah guru sekaligus wali kelas mereka yang sangat sayang kepadanya.

Dan ini paruh pertama kalinya mereka mendapatkan sebuah kasih sayang dari orang lain. Walaupun mereka sebenarnya dari kecil sudah mendapatkan kasih sayang dari orangtua masing-masing tetapi kasih sayang dari sahabat dan juga pacaran membuat mereka seakan kurang apalagi di masa-masa pendewasaan and sekarang.

Ternyata malam tadi menjadi perayaan untuk menyiapkan acara pesta pernikahan mereka. Sepertinya ini adalah cara yang terbaik untuk melampiaskan apa yang sudah menjadi dinda mereka karena sudah cukup bagi ketiganya mendapatkan hati mereka dan saatnya mereka menghancurkan apa yang sudah mereka dapatkan.

Dan mungkin mereka harus memberi tahu om nya terlebih dahulu tentang mengenai masalah mereka melakukan ini, karena semua keputusan tergantung kepada orang yang selama ini mengurusi mereka.

"Griya, Putra. Kita nggak punya pilihan lain selain kita melakukan eksekusi pada saat malam itu," ujar Rendra.

"Gue setuju. Tapi sebelum melakukan apapun kita harus kasih tahu yang lainnya tentang apa yang menjadi rencana kita," kata Putra.

Akhirnya mereka bertiga yang telah bersiap-siap menunggu teman-teman yang lainnya dan satu persatu diantara teman-teman itu mulai menunjukan batang hidungnya di mulai dari Bimo, Mahen, Okta dan Arkan. Dan setelah mereka berkumpul langsung saja berangkat meninggalkan basecamp nya.

Setelah beberapa purmana mereka kembali kompak, setelah ketiga yang lainnya sibuk dengan musuh yang telah anggap mereka teman.

Dan mereka sampai juga di sekolahan lalu sontak saja mereka jadi pusat perhatian. Entah apa yang terjadi kepada mereka ber 7 sekarang karena jujur mereka tidak melakukan apapun selain hanya untuk memantau situasi 3 juara itu.

Bahkan sepanjang perjalanan menuju koridor kelas, tidak lepas pandangan mereka dari Pengikut Harley Queen. Seolah ada yang salah sama mereka, akan tetapi mereka tidak tahu apa yang salah dari mereka.

"Kok orang-orang pada liatin kita," pikir Mahen.

"Entahlah. Padahal kita yang di cuekin sama Putra, Griya dan Rendra karena gara-gara aksi mereka yang mendekati 3 juara tapi kenapa sekarang kita semua yang jadi sasaran," kata Bimo.

"Kalian berpikiran sama kan?" tanya Griya.

"Iya."

Sampai akhirnya wali kelas mereka Bu Linda datang ke kelas mereka.

"Pagi. Anak-anak Ibu," sapa Linda.

"Pagi. Bu Linda!" kagetnya.

Lihat selengkapnya