Bukan mau kami ini semuanya terjadi, Cuma takdir tuhan yang membuatnya sepert ini
***
“Rendra!!!” Begitupun yang lainnya, baik Okta, Mahen, Bimo dan Arkan mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena memang polisi sudah berada disini dan akan mengepung tempat ini, bahkan Om Bae juga tidak akan membantu mereka kalau sudag berada di situasi ini.
“Guys! Lari…. Pergi dari sini!” titah Putra.
Mendengarkan perintah itu sontak saja mereka berempat meninggal tempat ini dan segera berpencar karena kalau mereka terus bersama tidak ada lagi yang membantu mereka lagi sekarang dan alhasil mereka juga akan di tangkap.
“Rendra, Rendra bangun Rendra. Bangun woy!” Griya terus menguncang tubuh Rendra.
“Ya, lari Griya,” pekik Rendra.
“Gak! Gue gak akan ninggalin lo. Kita harus pergi bersama-sama,” kata Griya.
“Kita udah kalah,”
“Kita belum kalah Dra, tinggal selangkah lagi dendam lo terbalaskan.”
Air mata keluar dan membasahi pipi Griya, ternyata rencana ini gagal total akhirnya. Detektif Linda dating menghampiri mereka dan memerintahkan untuk memisahkan mereka berdua.
“Jangan pisahin gue sama Rendra, Rendra! Rendra!”
“Tenang Griya, Rendra akan di bawa ke rumah sakit, jadi moho tenanglah,” tutur Bu Linda.
Dan mereka berpisah disini, Putra sudah di tangkap lebih dahulu oleh Jojo, Rendra di bawa ke rumah sakit, sedangkan dirinya di bawa sama Bu Linda.
Jujur sekarang mereka tidak tahu apa yang terjadi sekarang, hati mereka sakit dan sedih bercampur menjadi satu, harapan satu satunya sudah tiada lagi, dan mungkin mereka yang lari juga merasakan hal yang sama.
***
Okta berlari begitu kencang setelah perintah dari Putra di teriakkan, awalnya Okta mau membantu setelah apa yang mereka ketiga lakukan kepadanya selama ini, namun situasi telah chaos, tidak ada otak yang mau bekerja sekarang karena semua dalam pikirannya bersatu bagaimana caranya lolos dari pihak kepolisian.
“Mungkin Bimo tahu harus bagaimana? Tapi gimana caranya gue kasih tahu nya,”
“Apalagi polisi masih ngejar gue lagi,”
“Tuhan….. kami hanya ingin balas dendam kenapa berakhir seperti ini,”
Dan tidak ada lagi yang bisa Okta lakukan.
***