Anak-anak Tanpa Cinta

Lilis Alfina Suryaningsih
Chapter #32

Epilog

Kisah ini telah berakhir dengan sebuah hal yang klimaks

***

“Pemirsa .... Akhirnya, kasus 7LE atau 7 LivEvil yang telah terjadi selama 2 tahun, telah menemukan titik terang, ternyata dalang di balik semua ini adalah seorang pengusaha pertambangan, Bambang Aksara Eka atau di singkat Bae, ini telah memcuci otak 7 anak-anak SMAN Harapan Jiwa untuk melakukan aksi balas dendam atas tindakan pengkhiatan kepada 7 anak itu. 4 Korban 3 diantaranya ternyata adalah anak SMAN Harapan Jiwa, sementara 1 orang lagi lolos dari aksi balas dendam 7LE, korban yang selamat bernama Krian, saat ini tenagh menjalani pemeriksaan di salah rumah sakit karena korban mengalami luka dan trauma yng cukup berat. Polisi mengungkapkan bahwa pelaku itu telah di tangkap 2 sedang dalam proses hukum, 1 dinyatakan tewas pada saat OTT sedangkan 4 dinyatakan buron, sekian berita kali ini, " ujar salah satu pembawa acara berita di televisi.

Seorang cowok kini tengah memakan cemilan snack sedang menonton acara televisi dan tidak berniat untuk mematikan televise itu karena memang semua acara televisi itu berita semua karena ini tengah jadi breaking news.

“Kita jadi buronan ya,” kata Arkan.

“Emang udah buronan kali, kita,” timpal Mahen.

“Terus langkah selanjutnya apa, Bim?” tanya Okta yang tadi asik makan sambil menonton televisi

Orang yang di panggil Bim, itu kini sedang dalam proses pelatihan menjadi seorang hacker, karena di antara mereka semua yang paham dengan masalah IT dan komunikasi hanya Bim, alias Bimo.

“Lebih baik kita rehat dulu sampai berita itu benar-benar tenggelam, nah. Setelah itu kita langsung beraksi untuk membalas dendam kepada Krian, karena gue gak mau itu orang bahagia diatas penderitaan kita,” kata Bimo.

“Jadi sekarang kita hanya duduk diam manis aja nih sekarang,” ucap Okta.

“Iya, soalnya kita juga gak mungkin sekolah, bukan hanya sekolah, keluarpun harus nyamar,” kata Arkan.

Jadi sekarang mereka tinggal di luar kota Tasikmalaya, tepatnya di Garut. Jadi mereka memutuskan untuk pindah keluar dari Tasikmalaya karena disana dan sekitarnya sudah tidak aman lagi, tapi mereka juga tidak mau jauh-jauh dari kota itu karena kedua sahabatnya berada di kota itu dalam penahanan pemerintah.

Lihat selengkapnya