Anak Angin di Penjara Bawah Tanah

Kandil Sukma Ayu
Chapter #4

#4 MELARIKAN DIRI

Esok paginya di Aero, baginda Raja mendapat kabar dari koki pengantar makanan bahwa kamar Bobby kosong. Beliau memanggil Evan dan Galang, tetapi keduanya mengatakan tidak tahu karena malam itu keduanya sedang bertugas dan baru lepas piket saat pagi. Empat orang pasukan angin mengkonfirmasi bahwa Galang dan Evan tidak meninggalkan pos penjagaan hingga jadwal jaga usai. Pengawal yang berjaga di depan pintu kamar pangeran pun mengkonfirmasi bahwa Galang dan Evan tidak mengunjungi Bobby, pun Bobby juga tidak keluar kamar sejak dia kembali dari berburu.

“Kami juga bertanya-tanya, mengapa Pangeran Zefiroz menutup diri dari kami beberapa hari terakhir ini, Baginda. Dalam perburuan terakhir kali pun beliau lebih banyak diam dan memilih berada di belakang. Galang yang memimpin perburuan,” jelas Evan saat Raja menanyakan perihal kepergian putranya.

“Ya, ya. Paman Rowle mengatakan itu,” jawab Raja. Suaranya terdengar amat sangat kecewa. Kemudian beliau memerintahkan pengawal kerajaan untuk memeriksa seluruh sisi istana, mencari jejak hilangnya Bobby.

Dua jam kemudian, barulah mereka datang melapor.

“Terdapat bekas pusara angin di sisi barat, Paduka. Jejak badai topan besar menghilang di sungai emas. Itu badai topan penuh. Pangeran pasti pergi keluar Aero jika menggunakan badai topan penuh,” jelas si pelapor.

“Bodoh! Kenapa sisi barat sampai lolos pengawasan. Siapa yang bertugas jaga malam itu!” teriak Raja murka.

Seluruh pasukan angin di kumpulkan untuk diperiksa. Untungnya, Galang dan Evan tidak menduduki posisi inti jaga malam itu, sehingga mereka tidak bisa dibilang sengaja melubangi pertahanan sisi barat untuk membebaskan Bobby, karena mereka berpatroli sesuai perintah inti jaga atau penanggung jawab.

“Maafkan hamba, Paduka. Hanya mengingatkan, Pangeran Zefiroz memiliki kemampuan memindai sekitar dengan pendengarannya. Bagaimanapun, Pasukan Angin sudah bertugas sesuai kewajiban masing-masing. Pangeran akan tetap lolos jika beliau menginginkannya,” Rowle menjelaskan.

“Ya. Anak itu luar biasa. Dia memiliki segala bakat darah emas. Pemindai biasanya bukan petarung yang baik, atau pengendali yang cakap. Tetapi Zefiroz memiliki seluruh keahlian itu. Terakhir kali ku ketahui dia bahkan bisa berkirim pesan melalui udara untuk keluarganya di Terra. Itu kemampuan langka. Ilmu yang sangat tua. Bahkan aku saja tidak bisa melakukannya,” geram Raja tanpa bisa menghilangkan nada kagum di dalam suaranya. Dia hanya mampu bersandar sambil menggeleng-geleng pasrah dan menepuk-nepuk pahanya sendiri.

“Jadi, Paduka. Kalau boleh saya memberikan saran, biarkan Pangeran Zefiroz tenang. Saya yakin dia akan pulang,” jelas Rowle lagi.

“Tidak, Rowle. Dia tidak akan kembali. Dia pasti pulang ke Terra, ke rumah orang tuanya. Sudah lama dia meminta ijin padaku,” gumam Raja. “Ottaka, pimpin pasukan untuk menjemput Zefiroz sekarang,” perintah Raja kepada salah satu pengawal yang bersimpuh di depannya. Yang di sebut segera berdiri, memberi hormat dan menunjuk dua orang untuk ikut bersamanya. Ketiganya memberi hormat kepada Raja, kemudian berbalik dan pergi.

Tetapi jelas perintah kali ini bukanlah perintah yang mudah. Penjemputan ini menimbulkan gejolak, karena Bobby menolak untuk kembali ke Aero. 

“Katakan kepada baginda Raja, aku tidak akan pernah menginjakkan kaki di tanah Aero lagi jika dia memaksaku menduduki takhta raja dan menghalangiku untuk bertemu keluargaku. Jika kalian memaksaku, aku tidak akan segan-segan untuk melumpuhkan kalian semua,” jawab Bobby galak saat pengawal menemuinya di rumah ibunya.

“Tetapi Pangeran, ini perintah Raja,” jawab Ottaka bersikeras. Sudah selama satu jam mereka bersitegang di ruang tamu rumah keluarga Vincent.

“Aku tidak peduli. Aku bukanlah rakyat Aero, maka titah Raja bukan mutlak sebagai hukum bagiku. Katakan kepada Raja aku tidak ingin kembali.” Bobby bersikeras. Kedua orang tuanya duduk dengan tegang di sisi kanan kiri Bobby.

Lihat selengkapnya