Anak Desa

Nicanser
Chapter #7

Info penyakit

Kementerian menyebutkan bahwa tenaga kerja yang ada perusahan PT. VIP bukanlah seorang ahli pekerja, disarankan pemerintah mendiskusikan kembali karyawan yang ada di perusahaan, karena akibat yang akan didapatkan akan semakin banyak karyawan baru akan mengalami cedera selama bekerja.

Asa mematikan televisi saat aku keluar dari kamar mandi. "Kenapa dimatikan? Aku sudah dengar."

Asa langsung gelagapan dan pura-pura memainkan ponselnya yang berwarna merah maron. Aku tahu berita itu akan membuat Asa semakin sulit mendapatkan pekerjaan, karena dia berharap akan bekerja di perusahaan. Tapi berita itu juga ada benarnya, selama aku di asrama aku selalu mendengar temanku mengatakan bawah karyawan di desa tetangga yang bekerja di perusahaan nikel meninggal karena terkurung di dalam ruangan pemanas, dan juga meninggal karena tertimpa alat berat seperti boomag. Mereka berakhir seperti itu karena kurangnya pengalaman. Aku turun berduka dan sekarang tinggal Asa yang memutuskan.

"Sa... " Langkah ku terhenti saat Asa memanggil.

"Tidak apa-apa kan, kalau kakak jualan di teras?" Asa mengatakan itu tanpa berbalik menghadapku.

"Tentu saja!"

Asa tertunduk sambil tertawa pelan. Dalam situasi seperti itu pun dia masih meminta pendapatku dengan gengsi yang tinggi, padahal aku selalu mendukungnya.

Aku pun masuk kedalam kamar untuk mempersiapkan kan diri ke sekolah. Setelah berganti sudah ada Ata yang menungguku di depan rumah. Yang aku tahu beberapa hari dia izin.

"Kau tidak mau izin lagi hari ini?" tanyaku hati-hati mengingat mamak dia baru meninggal.

"Aku tidak sanggup melihat ayah terus menangis di rumah, kalau aku ikut bersedih aku akan lupa mengurus ayah."

Aku menurut saja dan tidak melanjutkan percakapan. Kami berdua berangkat bersama, menyusuri gang kecil yang sering kami lewati, aku juga sempat melihat tempat kami mengintip saat kejadian pembunuhan sadis, semenjak kejadian itu aku dan Ata tidak lagi kesana. Kami hanya jalan terus sampai di halaman sekolah dan mulai berpisah di pertengahan tangga.

Saat aku masuk ke dalam kelas, semua teman-temanku berkumpul di jendela_Melihat ke arah luar. Entah berita apa lagi, aku harap semua itu tidak ada hubungannya dengan desa.

Lihat selengkapnya