"Itu biasanya efek dari vaksin." Suara samar terdengar di telingaku. Mataku mengerjap beberapa kali untuk memastikan tempatku berada.
"Oh dia sudah bangun, aku akan segera pergi membelikan dia makanan," sahut Asa.
"Aku ikut kak!" lanjut suara Mao. Aku melihat sekeliling. Ruangan bernuansa hijau putih, berbau obat, infus yang ada di pergelangan tanganku dan teman-temanku si Ata, dan Susi.
Setiap hari melihat Ata di sampingku biasa saja tapi Susi? Apa aku masih kena efek bius, Sampai berhalusinasi?
"Kau tidak salah lihat, dia datang untuk menjenguk omnya yang sakit sama sepertimu," lanjut Ata, seakan paham dengan raut wajah bingungku.
"Alay banget liatnya!" suara maraton Susi langsung menyadarkan dengan keberadaannya yang benar-benar nyata.
Aku terkekeh, melambaikan tangan gugup. Ata membantuku yang berusaha bangun dari tempat tidur untuk beralih duduk.
"Lemah banget jadi orang masa karena suntikan kecil langsung pingsan, kayak aku dong!" seru laki-laki pendek itu sambil memukul dadanya pamer.
Susi yang aku liat raut wajahnya sudah tidak bisa di kontrol langsung memukul belakang Ata begitu saja.
"Maksudmu om ku juga lemah? Dari yang aku pelajari orang yang memiliki sel darah putih lebih tinggi saat di suntikan imun yang tinggi itu menyebabkan sel darah putihnya meningkat, Sel darah putih yang berlebihan itu juga berbahaya, seperti menimbulkan banyak penyakit!"
Susi berbicara panjang lebar, aku dan Ata hanya bengong tidak mengerti.
"Kalian paham tidak?" tanya gadis berponi itu sambil mengusap wajahnya kasar.
"Apa tidak bisa gunakan bahasa yang mudah di mengerti?" tanya Ata hati-hati.
"Yang intinya orang seperti Issa dan om ku itu udah kelebihan sehat di tambah suntik vaksin yang menjaga tubuh kita dari penyakit malah membuatnya bukan sehat lagi tapi berpenyakit!"
Aku dan Ata saling pandang dan ber o riah.
"Itu hanya pendapatku, kalau masih tidak percaya tanya aja langsung sama Dokter Tao!" Aku dan Ata serentak menggeleng tidak mau. Ucapan Susi saja sulit di mengerti apalagi Dokter Tao_yang memakai bahasa ilmiah dokter di tambah dengan campuran bahasa indo dan mandarinnya yang belum terlalu fasih, sudah pasti membuat kami pusing.