Anak Desa

Nicanser
Chapter #24

Calon ketua OSIS

"Yang ada keluarga, sahabat atau kenalan di provinsi gorontalo dan sulawesi tengah, diingatkan untuk sementara waktu tidak mengonsumsi daging sapi, kerbau kambing dan domba, karna adanya wabah Anthraks yang bersifat zoonosis (berjangkit dari ternak penderita ke manusia)."

Pesan itu diteruskan kepada semua grup. Aku sampai heran wabah banyak berkeliaran. Kemarin rumor tentang bangkai babi yang dibuang di tengah laut, sampai kami tidak mengonsumsi seafood. Sekarang daging. Gejala alam semakin liar tak terkendali.

"Yaudah sih makan tempe dan tahu aja, udah biasa aku," sahut Ata tak mau ambil pusing saat mulai nongkrong di teras rumahku.

"Gak bosan? Keluargaku makan seminggu sekali itu." Galih yang memang terkenal orang kaya baru membuat kami hanya bisa menghela napas panjang.

"Gak hanya soal makanan loh, cuaca juga! Di bagian Jawa sana itu musim kemarau, kita disini musim hujan terus gak berhenti! Takutnya kayak peristiwa kemarin di kota Palu." Aku yang hanya kena sedikit gempanya saja sudah lari ke gunung apalagi jika itu beneran terjadi.

"Positif thinking, Sa! Banyak berdo'a, solat, sholawat, kalaupun beneran terjadi berusaha, bertawakal dan serahkan semuanya pada yang maha kuasa!" Ata yang sudah kehilangan satu anggota keluarganya terdengar pasrah dengan yang terjadi.

"Pembahasan kalian udah menakutkan, mending Sa, kau fokus sama pencalonan ketua OSIS, sampai sekarang aku liat kau santai banget, Si Mao aja itu udah cari anggota!"

Galih mengingatkan ku lagi pada kepahitannya hidup. Padahal aku tidak sungguh-sungguh. Kalau pun kalah yah tidak apa-apa, itu juga dibuat agar harga diri perempuan itu tidak terluka.

"Tau darimana?" tanya Ata.

"Di kelas, Moa ajak teman lain untuk rapat, udah kayak pemilihan presiden aja, serius amat!"

Ata sampai tidak tahu karena kami beda kelas, tapi lebih baik begitu, daripada dia dengar dariku dan menertawakannya.

"Kalau begitu, jadikan aku Sa, wakilnya!" serunya semangat.

"Gaboleh kau jadi wakilnya! Semua kelas udah kenal kelakuan kau di luar Nurul, paling-paling mereka lebih milih Mao ketimbang kau!"

Aku mengangguk setuju, ditambah Ata juga dulu sering masuk BK karena kelakuan jailnya, meskipun begitu diantara kami dia yang paling dewasa dan bijak.

"Lah terus setiap? Kau? Gak jamin aku! Loyo mu itu! Di sentil dikit udah lapor mamak!" Ata sampai tertawa terbahak-bahak.

"Lah mending akulah, aku itu bisa ngajak mereka makan, nyuap mereka, kalau udah duit yang bermain gak bisa nolak mereka!"

Aku langsung mengajak Galih untuk TOS, rencananya memang di belakang Nurul.

"Gak boleh! Dosa Maimunah! Uang haram! Dimarah Allah! Kalian masih jadi ketua OSIS aja udah main kek gitu, Gimana masa depan bangsa?! Gak ketolong! Pantesan dunia udah mau punah, anak-anak bumi saja berbuat mungkar dengan isinya!"

Lihat selengkapnya