Setiap bulan sif pun ikut berubah. Sepulang liburan aku ganti sif malam dan seperti biasa aku kembali ke rutinitas harianku yaitu bekerja dan bekerja. Bertepatan dengan musim panas, rasanya ingin menghabiskan waktu sepulang kerja untuk tidur. Tapi dering di ponselku terus menggangguku.
Aku meladeninya saja, daripada Bani terus menelponku untuk memintanya membalas chatnya. Akhirnya aku meladeninya, aku bersikap dingin layaknya bertemu dengan orang asing dan seterusnya percakapan kami mulai berlanjut. Aku tidak ingin terlibat terlalu dalam dengannya, jadi aku memberi pesan sekadarnya.
Hari-hari berlanjut kami seperti teman pada umunya, dia bertanya dan aku membalas. Kalau tidak penting aku tidak akan membalas. Aku juga tidak peduli apa yang dia posting. Yang di otakku saat itu hanya berpikirĀ bagaimana cara menghemat akhir bulan nanti, karena harus membayar listrik, cicilan motor dan lain sebagainya.
Selang beberapa hari juga aku melihat story bersama pacarnya. Aku biasa saja toh kami tidak punya hubungan tapi anehnya Bani yang malah bereaksi berlebihan.
"Woi! Cewek secantik itu kau sia-siain? Rugi!"
"Rugi gimana? Orang cuman teman." Aku saat itu sedang mencuci motor fokus dengan objek yang ada di depanku tanpa beralih melihatnya.
"Ya makanya itu ambil peluang, kau ini emang bodo ya!"
Aku tersulut emosi dan langsung melemparkanya percikan air sabun.
"Bodoh itu kau! Udah jelas aku bilang gak mau, masih aja nomorku di kasi!"
Bani yang menirukan bicaraku tanpa suara dengan wajah menjengkelkan.
"Oh ya, aku gak perpanjang kontrak, aku bakal pindah ke PT lain," sambungku berbalik.
"Kenapa pindah?" tanya Bani kan kini beralih di sampingku.
"Biar lebih dekat dari rumah, selain itu juga pekerjaannya lebih ringan ketimbang di sana."
Bani hanya manggut-manggut saja. Alasan aku pindah juga karena rekomendasi pak Anca. Aku merasa nyaman dekat dengan orang yang ku kenal daripada harus berinteraksi dengan orang baru lagi.
Setelah enam bulan bekerja di perusahaan itu, baru aku bisa keluar. Aku juga sudah mengurus syarat-syarat berkas berikutnya seperti perpajangan SKCK, kartu putih dan lain sebagainya.