Anak Diujung Pelukan

Temu Sunyi
Chapter #3

Jalan Menuju Vonis


Berangkat ke sekolah bukan rutinitas, tapi ritual—semacam perjalanan spiritual menuju medan tempur tanpa senjata.

Aku tak melangkah di trotoar, tapi di garis tembak. Setiap tatapan adalah peluru.

Setiap bisik-bisik adalah jebakan.

Dan setiap pagi adalah pengadilan terbuka di mana aku selalu menjadi terdakwa.

"Aku berangkat sekolah dulu, Bu," kataku pelan.

Walaupun aku tahu, yang kudapat hanya diam.

Ibuku masih terlelap dalam mimpinya yang mungkin satu-satunya tempat ia bisa menjadi seseorang—bukan sekadar nama yang dibicarakan dari balik jendela tetangga.

Langkahku dimulai dari gang sempit menuju jalan besar.

Tapi sesungguhnya, jarak sekolahku tak sejauh jarak antara aku dan harapan.

Lihat selengkapnya