Beginilah sistem bekerja.
Bullying akan disebut candaan, asal tak ada darah.
Luka akan diabaikan, asal tak meninggalkan bekas di kulit.
Dan anak-anak seperti aku?
Akan terus jadi bahan tawa, karena suara kami terlalu pelan,
terlalu sepi untuk sampai ke telinga para penentu keputusan.
Aku ingin marah.
Tapi marah untuk apa?
Untuk siapa?
Laporan akan tenggelam dalam tumpukan alasan. Protes akan dikemas sebagai
“tidak bisa menerima candaan”.