Anak Eks Tapol

Iwan Rokhim
Chapter #6

Chapter tanpa judul #6

Pagi ini aku menjalani ujian kenaikan kelas, para guru sudah siap di kelas. Dan saat ujian dilaksanakan tak ada seorang pun yang berani mencontek, karena jumlah guru yang mengawasi ada dua orang. Satu di depan kelas dan satu di belakang. Mata mereka menyorot tajam ke arah peserta. Dari waktu yang tersedia 45 menit, aku bisa menyelesaikan dalam waktu 40 menit.

’’Sudah diteliti lagi?’’ tanya guru pengawas.

’’Sudah ibu guru,’’ kataku sambil menyerahkan soal jawaban.

Tentu saja ini membuat iri siswa yang lain, tapi tak sedikit yang kagum denganku. Dan itu aku lakukan dari hari pertama ujian hingga hari terakhir, tanpa kendala sedikitpun.

Dan saat pengumuman kenaikan kelas semua rapor dibagikan, kecuali raporku yang masih ditahan kepala sekolah. Beberapa saat kemudian aku dipanggil kepala sekolah, dan anehnya ada beberapa pegawai Dinas pendidikan di ruang kepala sekolah. Mereka memeriksa kertas lembaran jawaban, yang sudah dikerjakan melalui ujian kemarin. Kemudian pegawai dinas itu melakukan tes wawancara, tes tulis meskipun tidak terlalu banyak. Hampir dua jam aku harus menghadapi orang yang menurutku aneh ini.

’’Selamat kamu naik langsung ke kelas tiga,’’ kata kepala sekolah.

’’Kamu tidak perlu bingung, berawal dari kecurigaan nilai ujianmu 10 semua. Kami semua mengira kamu mencontek, tapi sekarang terbukti kepandaianmu di atas rata-rata,’’ kata pegawai dari dinas pendidikan itu.

’’Supaya tidak sia-sia saat kelas 2, maka atas rekom dan sepengetahuan dinas pendidikan kamu langsung naik kelas 3,’’ jawab kepala sekolah, sambil menyerahkan kertas bea siswa yang harus mendapat tanda tangan lurah dan camat.

Aku langsung sujud syukur, berterima kasih kepada Allah swt atas anugerah yang diberikan kepadaku. Kemudian aku pulang dan memberitahukan ini pada ibu. Lalu ibu syukuran dengan membagi-bagikan bubur dan jajan pasar, kepada anak tetangga rumah terdekat. Sebelum aku mengajar aku didatangi Halim.

’’Selamat ya Adil. Tingkatkan prestasimu itu, bapak sangat bangga denganmu,’’ kata Halim.

’’Terima kasih bapak,’’ jawabku, lalu pergi keruangan karena sudah sesuai dengan jam mengajarnya.

Setelah itu aku harus totalan hasil pendapatan hari ini dengan Agus di musholah, Karena sudah capek aku dan Agus tertidur di musholah sampai pagi.

Lihat selengkapnya