Anak Ibu

Delfianty
Chapter #2

Bab 1 - Lelaki Bertopi Hitam

   Siang, lengkap dengan sinar matahari yang memanggang jemuran hingga kering. “Ting” Notifikasi facebook berdenting. “OPEN CASTING” menjadi awal ketertarikan pandangan netra pada postingan salah seorang akun teman di sosial media berwarna biru itu. Hati tergerak tanpa pikir panjang menghubungi narahubung yang tertera, mencari peruntungan sembari mengisi kekosongan aktifitas kehidupan.

Hal yang ditunggu akhirnya tiba, jadwal yang diinfokan yaitu pukul empat belas di hari itu. Aku memulai perjalananku sejak pukul sebelas siang, sebab aku mengandalkan transportasi umum berupa bus Transmetro yang tak bisa diterka akan tiba pukul berapa. Lengkap dengan riasan wajah yang sudah ditimpa keringat sebab berdesakan di dalam bus, aku bergaun hitam yang sudah kucel bercampur aroma matahari serta wewangian yang seadanya ini pun akhirnya sampai di lokasi casting dengan waktu yang ditolerir sebab aku terlambat. Merasa bersalah dan berdebar ketika memasuki ruangan casting, pasrah.

   Memasuki ruangan berpengondisi udara berukuran 8 x 12 meter, mataku tertuju pada sekelompok manusia yang kuduga tim penyutradaraan. Ada lima orang; yang semuanya berbaju merah. Orang pertama, wanita berkerudung cokelat yang memperkenalkan diri sebagai sutradara, namanya Rika. Orang ke dua, perempuan berkerudung hitam, mencatat apapun sedari tadi, yang kuduga ia asisten sutradara, tapi entahlah. Orang ke tiga, seorang lelaki dengan rambut sebahu, ia memperkenalkan dirinya sebagai produser, Namanya Muhsin. Orang ke empat, lelaki yang tingginya sekitar 170an, ia tak banyak bicara. Duduk di sudut ruangan asik dengan game online di gawainya. Terakhir, lelaki yang sibuk dengan laptopnya. Bertopi hitam, dengan tulisan “Keadilan” yang dicoret satu garis lurus. Ia tak memperkenalkan dirinya, tapi ia banyak bertanya mengenaiku. Ia hampir menanyakan segala hal: perihal data pribadi, hobi, bahkan membahas kampung halaman.

   “Kalau kita berjodoh, mm-maksudnya, kalau kita berjodoh di projek ini, akan dihubungi oleh sutradara, diterima atau tidak. Terima kasih ya, sudah datang jauh-jauh” Ucap si lelaki bertopi hitam itu menutup sesi casting.

   “Baik, terima kasih” Ucapku,

Lihat selengkapnya