Anak Kencing

Zangi al'Fayoum
Chapter #10

11 Tahun Lalu, Mei 2013 (4)

Di acara kelulusan, aku menangis macam orok. Tak pernah aku menangis separah itu di kelulusanku yang lain. Tidak di TK, SD, ataupun SMA. Hanya SMP.

Sebenarnya aku tidak menangis pada awal-awalnya. Bahkan ketika semua siswi merengek keras dan menulari sebagian besar siswa, aku tetap tenang dan kalem. Tapi kemudian aku pergi menemui Pak Nurdin. Guruku sedang disalami dan dipeluk oleh rekan-rekannya, air mata menggenang di pelupuk keriputnya. Seketika aku ingat kalau ini adalah acara perpisahannya juga.

Ketika itulah aku menangis. Lebih keras pula dari rengekan para betina. Ingus dan ludahku sampai mengocor, membuat wajahku menjadi becek dan kotor.

Semua anak kelas ingin bicara dengan Pak Nurdin. Untuk beberapa lama, aku kesulitan mendekati guruku secara pribadi. Tapi bahkan ketika kesempatan datang, aku didahului oleh Nanda.

Si gadis merengek macam bocah. Omongannya sudah tak jelas sama sekali. Kata-katanya tak bisa aku pahami, wajahnya tak bisa aku kenali. Aku teringat kalau Nanda seorang yatim. Mungkin Pak Nurdin adalah sosok yang paling mendekati ayah buat dirinya.

Lihat selengkapnya