Sudah hari ke-4 setelah lebaran, namun kemunculan Dewangga masih hanya sebatas angan. Ibu tak lagi menangisi kelakuan anak lelaki satu-satunya itu. Namun sebagai kakak, Magenta selalu habis kesabaran mendapati sikap adiknya yang makin hari makin tak peduli pada orang tua. Hubungan mereka yang semula baik kini rusak setelah adiknya menikah dengan seorang perempuan. Alih-alih bisa mengubah kondisi hubungan keluarga itu, kemunculan Rania justru semakin memperlebar jarak antara anak lelaki dengan ibunya dan saudara laki-laki dengan para saudarinya.
"Kamu nggak usah misuh terus soal adikmu, Ibu nggak apa-apa kok." Ucap ibu sembari melempar pandangannya ke belasan pot tanaman di halaman rumah yang selalu ia rawat seperti anak sendiri.
"Nggak misuh sih, Bu. Cuma nggak sampai di logikaku ada anak yang seperti ini memperlakukan ibunya. Memang ibu salah apa sama dia? Sama istrinya?"