Anak Pak Kyai

Nisa Salsabila
Chapter #1

1. Prolog

Di sebuah desa yang asri dan sejuk hiduplah seorang pemuda bernama Dimas yang berusia tujuh belas tahun, ia masih duduk di bangku sekolah kelas tiga SMA. Dimas merupakan anak satu-satunya, ibunya sangat memanjakan Dimas. Apa saja keinginan Dimas selalu dituruti hingga Dimas menjadi egois dan pemarah.

Ayahnya merupakan seorang Kyai terkenal di desanya. Ayah Dimas selalu kesal dengan istrinya yang selalu mengalah dan menuruti Dimas. Dimas terlalu dimanjakan, nasehat-nasehat dari ayahnya selalu diabaikan.

Dari SMP Dimas sudah dimasukkan ke pondok pesantren, tapi ia selalu kabur dari pondok karena merasa diatur-atur kehidupannya. Akhirnya orang tua Dimas menuruti keinginan Dimas untuk sekolah di sekolah umum biasa. Dimas terkenal sebagai murid yang nakal di sekolahnya. Ia sering telat dan bolos dan kedua orang tuanya beberapa kali di panggil ke sekolah. Sebenarnya Dimas sudah sering pindah-pindah sekolah, karena kenakalannya.

Semenjak SMP hingga SMA, Dimas sudah berkali-kali pindah sekolah. Bisa dikatakan selama satu tahun Dimas sekolah di lima sekolah. Saat ini Dimas sekolah di SMA Terpadu, yang merupakan SMA ke dua belas yang Dimas masuki. Kedua orang tuanya sudah kesal dengan kelakuan Dimas dan pusing memikirkan pendidikan Dimas.

“Dimas, kamu sudah tiga hari ya bolos sekolah? Kamu nih sudah kelas tiga Dimas, sebentar lagi akan ujian nasional,” kata Ayah dengan kesal saat berada di ruang tamu bersama Dimas dan Ibu.

“Aku bosan sekolah yah! Lagian di sekolah tuh belajar-belajar terus, aku pusing yah!” bentak Dimas di depan wajah ayahnya.

“Berani kamu Dimas! Nih liat nih anak kamu jadi kurang ajar gara-gara kamu terlalu memanjakan dia!” kata Ayah sambil menampar wajah Dimas dan melototi istrinya.

“Ayah sudah cukup! Namanya juga remaja yah, dia masih labil,” ucap Ibu yang membela Dimas dan menangis.

“Sudahlah Dimas tidak peduli sama sekolah! Ujian nasional juga bodo amat, yang penting Dimas sudah ada ijazah SMP. Warga di desa ini juga kan rata-rata pendidikannya hanya tamatan SMP,” kata Dimas sambil pergi meninggalkan rumah untuk bermain bersama teman-teman nongkrongnya.

Lihat selengkapnya