Anak Pak Kyai

Nisa Salsabila
Chapter #3

3. Di Pasar Malam

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Dimas langsung pergi menuju rumah Sisi menggunakan sepeda motor untuk ke pasar malam. Seperti biasa, Dimas tidak berpamitan kepada kedua orang tuanya saat ia pergi meninggalkan rumah. Ayah Dimas memanggil-manggil Dimas agar berpamitan dulu sebelum pergi, tapi Dimas mengabaikannya.

Setibanya di rumah Sisi, Sisi dengan cepat memeluk Dimas dan mencium Dimas. Tapi Dimas langsung melepaskan pelukan Sisi dan mengajaknya untuk menaiki motornya dan segera ke pasar malam, karena teman-teman Dimas bersama pasangannya telah tiba disana. Sisi pun menuruti ajakan pacarnya tersebut, ia langsung menaiki motor Dimas dan memeluk Dimas dengan sangat erat sepanjang perjalanannya.

Di pasar malam, Dimas langsung memarkiran sepeda motornya dan mulai mencari keberadaan teman-temannya. Dimas melihat ke kanan dan kiri untuk mencari teman-temannya. Sisi terus memegang lengan Dimas dengan manja dan sesekali memeluk Dimas. Dimas risih karena Sisi terlalu manja terhadapnya. Tak lama kemudian Dimas mendengar suara Wawan yang memanggil-manggil namanya, dengan cepat Dimas langsung menghampiri arah suara Wawan.

“Udah pada lama nyampe sini?” tanya Dimas kepada teman-temannya sambil mendekati teman-temannya.

“Gak juga sih, paling baru beberapa menit,” jawab Wawan dengan santai.

“Gue udah nungguin setengah jam disini. Kalian mah pada telat, kebiasaan. Orang janji jam tujuh, nyampenya jam setengah delapanan,” keluh Deni sambil bergandengan tangan dengan pacarnya.

“Ya kita mah kan biasa, kalo janji jam tujuh ya jam tujuh baru jalan,” ucap Adi sambil nyengir.

“Yoi,” ucap Jodi singkat.

Deni kesal karena teman-temannya selalu telat kalau janji ketemuan. Hanya dia yang selalu tepat waktu, teman-temannya selalu telat setengah jam. Dimas, Wawan dan Adi tertawa karena melihat Deni yang kesal. Mereka lalu berjalan menuju wahana permainan komidi putar, mereka langsung antri untuk membeli tiket dan menaiki komidi putar.

“Sayang kamu kok diem aja sih, antrian masih lumayan panjang nih. Kamu gak mau beliin aku apa gitu,” kata Sisi sambil terus memegang lengan Dimas dengan manja.

“Iya emang panjang, sabar aja ya. Beliin apaan? Kan aku udah beliin tiket wahananya,” kata Dimas dengan tidak bersemangat.

“Iiih sayang, kamu liat dong temen-temen kamu pada perhatian sama pacarnya. Tuh si Wawan beliin es krim buat pacarnya. Si Adi juga beliin gulali buat pacarnya,” ucap Sisi sambil menunjuk ke arah Wawan dan Adi.

Dimas melihat ke arah Wawan dan Adi, “terus kenapa? lagian si Jodi juga gak beliin apa-apa buat pacarnya,” kata Dimas sambil menunjuk ke arah Jodi.

“Si Jodi mah biarpun gak beliin apa-apa, tapi dia lagi ketawa-ketawa sama pacarnya. Kamu malah daritadi diem aja kaya patung,” keluh Sisi sambil cemberut.

Dimas hanya terdiam dan pasrah kalau lengannya terus digandeng oleh Sisi bahkan beberapa kali dipeluk Sisi. Sisi kesal melihat pacarnya yang diam terus dan tidak bersemangat, biasanya Dimas selalu romantis kalau mereka pergi kencan. Beberapa menit kemudian, saatnya Dimas dan Sisi memasuki komidi putar. Sisi dengan manja meminta tolong Dimas untuk mengulurkan tangannya saat Sisi masuk ke dalam komidi putar.

Lihat selengkapnya