Anak Tengah

fitri apriyanti
Chapter #1

Meet First love

Dikisahkan seorang anak perempuan bernama Tael dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dia memiliki kakak perempuan dan adik laki-laki. Kehidupan Tael sebagai anak tengah menjadikan dia sangat kuat. Walau dia dari kecil sedikit merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya karena dia anak tengah. Semua anak tengah pasti merasakannya. Mungkin tanpa sadar kedua orangtuanya kurang memberikan perhatian atau kasih sayangnya kepadanya. Ibunya terlihat lebih perhatian kepada kakaknya sedangkan ayahnya lebih memanjakan adiknya. Tapi Tael dari kecil sudah sangat bisa memahami orangtuanya dia benar-benar tidak merasaka iri kepada kakak atau adiknya walau sesekali dia merasakan sedih, marah bahkan kesepian. Namun ada masa ketika Tael menginjak usia 11 tahun saat itu dia dibangku 6 SD. Ketika itu keluarga Tael pindah rumah, karena rumah yang baru jauh dari sekolah Tael lebih memilih tinggal bersama neneknya agar lebih dekat dari sekolah.

Dari saat itu Tael merasa semakin jauh dengan orangtuanya. Walau sesekali Tael pulang kerumah orangtuannya. Dari saat itu sampai remaja Tael benar-benar tidak dekat dengan orangtuanya. Orangtua Taelpun dari Tael kecil sampai tumbuh remaja masih tidak menyadari jika Tael kurang perhatian dan kasih sayang mereka. Karena Tael tidak pernah mengatakan apapun kepada orangtuanya bahkan kepada neneknya dia tidak pernah mengatakan apapun. Dia hanya memendamnya sendiri, bahkan ketika ingin menangis dia harus benar-benar bersembunyi. Sebagai anak tengah kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya Tael tetap mampu membuktikan prestasinya. Ketika SD ibunya Tael selalu dipuji gurunya Tael karena nilainya selalu bagus dan setiap ada lomba gambar Tael pasti mendapat juara. Saat SMP Tael juga tetap menjadi kebanggan gurunya. Namun ketika SMA Tael mulai berani, Tael berani memakai uang yang diberikan ibunya kepada Tael untuk membayar SPP selama 2 bulan tidak membayarkannya. Sebenarnya Tael melakukan itu karena dia tidak pernah diberikan uang saku lebih. Saat SMA Tael mengikuti ekskul Paskibra walau saat itu ibunya sangat melarangnya karena Tael semenjak ikut ekskul paskibra Tael selalu pulang sore bahkan malam. Sedangkan Tael tetap bersih keras untuk terus mengukuti ekskul paskibra itu. Karena Tael semenjak mengikuti ekskul paskibra Tael tidak lagi merasakan kesepian dan diapun merasakan tubuhnya sehat.

Namun dimana diumumkannya akan dijadwalkan untuk ujian semester saat itu gurunya memberitahukan diharapkan untuk melunasi SPP terlebih dahulu jika ingin mengikuti ujian, karena jika ada tunggakan siswa tidak bisa mengikuti ujian. Dan saat itu dengan keberanian Tael harus berkata jujur kepada ibunya. Namun Tael ketika ingin berbicara atau meminta apapun dia selalu memastikan kalo mood ibunya sedang baik. ketika Tael merasa mood ibunya sedang baik. Tael langsung menghampiri ibunya.

"Ibu, minggu besok ujian semester. Kata guru harus lunasin SPP dulu kalo mau ikut ujian. Ucap Tael

"Iya, baru bulan ini belum bayar. nanti ibu kesekolah bayar SPP bulan ini. Jawab ibu Tael

Tael berubah pikiran untuk berkata jujur kepada ibunya karena tidak ingin merusak mood ibunya. Dan ke esokan harinya ibunya datang kesekolah, berniat untuk membayar SPP. Ibunya terkaget dengan total bayarannya. Karena yang harus dibayar 3kali lipatnya. Ibunya Tael tidak langsung menemui Tael disekolah dan Tael saat itu sangat gelisah takut dan pasti akan kena marah ibunya. Dan benar saja saat Tael pulang kerumah ibuya langsung memarahinya dan itu pertama kalinya Tael merasakan dimarahi ibunya. Ibunya berkata kepada Tael

"Kamu tuh jadi anak ga pernah bikin hati ibumu ini seneng" Ucap ibunya

Tael tidak bisa berkata-kata dia hanya menahan menangis. dan sampai kamar dia langsung menangis. Dan perkataan itu tidak pernah bisa Tael lupakan. Padahal Tael adalah anak yang paling nurut bahkan tidak banyak meminta. Diantara kakak dan adiknya yang selalu disuruh apa-apa itu pasti Tael. Disuruh nyuci baju, cuci piring, suruh nyapun dll. Bahkan pernah saat kakaknya sakit ibunya menyuruh Tael membelikan obat untuk kakaknya dan saat adiknya sakit Tael juga yang disuruh membelikan obat tapi saat Tael yang sakit, Tael sendiri yang suruh beli obatnya sendiri. Karena itu Tael punya prinsip dia tidak ingin sakit. Padahal dari fisik ibunya itu tahu Tael yang pernah punya riwayat sakit parah karena kepala Tael itu retak ketika jatuh dari tangga saat usia 4 tahun bahkan tidak dilakukan operasi sama sekali saat tahu kepalanya retak karena butuh biaya besar. Namun Tael selama ini memendam rasa sakit dikepalanya karena dia pikir rasa sakitnya masih bisa dia tahan. Tael sangat memahami keuangan orangtuanya. Jadi dia tidak ingin sakit. Tael mengikuti ekskul paskibra dia merasakan tubuhnya itu sehat bahkan kepalanya jarang terasa sakit walau bisa dibilang ekskul paskibra sangat berat karena harus kepanasan dan bahkan kehujanan saat latihannya. Namun dari ekskul itu Tael merasakan pola hidup yang sehat dimana sebelum latihan diwajibkan sarapan bersama dengan menu makanan yang sehat seperti hanya susu dan telor atau susu dan kentang. pemanasan dan olahraga setiap hari. Dengan rutin Tael melakukan itu, Tael merasakan tubuhnya sehat dan jarang sakit. Uang yang Tael pakai dari uang SPP itu Tael gunakan untuk kebutuhan sekolah dan ekskulnya karena setiap kali Tael meminta keibunya tidak pernah diberikan. Bahkan saat meminta untuk dibelikan sepatu jawabannya selalu "pakai yang ada yang kakakmu juga banyak yang ga kepakai". Padahal ukuran sepatu Tael dengan kakaknya sangat jauh. Tael pernah menggunakan sepatu kakaknya sampai dia ganjal kaos kaki agar pas. Tetap saja saat digunakan latihan paskibra sepatunya malah terpental karena kebesaran. Karena itu Tael tidak pernah untuk meminta jadi Tael memakai uang SPP ketika ibunya tidak bisa kesekolah untuk membayar SPP.

Hebatnya Tael dia bertahan untuk tidak merasa marah kepada ibunya, namun Tael terus berusaha mengintrofeksi diri untuk lebih baik. Akhirnya Tael mengikuti perkataan ibunya untuk tidak melanjutkan ekskulnya. Tael fokus belajar dan fokus ikut mengaji bersama teman sekampungnya. Tael sekarang lebih banyak dirumah ketika sudah tidak mengikuti ekskul. Dan lebih sering bermain bersama teman sekampungnya. Dimana Tael sekarang lebih banyak bertemu orang-orang dan tidak lagi sibuk disekolah dan dikamar. Dan dari kejadian uang SPP dipakai Tael, Taelpun mengikuti apa perkataan ibunya. Ibunya langsung berkata kepada Tael.

"Mulai sekarang Ibu akan gajih kamu kalo kamu mau selalu mencuci dan menyetrika baju, nati ibu gajih seminggu sekali" Ucap ibunya

"Iya mau bu, makasih bu" Jawab Tael

Saat itu Tael sangat senang akhirnya dia bakalan punya uang lebih, karena ajaran ibunya ke Tael uang jajan hanya diberikan sekali tidak boleh meminta lagi. Jadi tael kalo mainpun tidak pernah jajan karena tidak membawa uang kalo lapar dia pasti pulang dan makan dirumah.

Saat itu Tael bersama teaman-temannya yaitu Putri dan Sani sedang mengobrol diteras depan rumah Putri. Tidak jauh dari rumah Putri ada tempat les khusus anak=anak sekolah SMK. Bukan hanya itu depan rumah putri selalu banyak anak-anak muda bermain bulu tangkis. Bahkan terkadang Putri ikut main dengan mereka. Karena sudah rutinitas Tael, Putri, dan Sani selalu bermain mengobrol diteras rumah Putri setiap harinya. Tiba-tiba ada seseorang misterius mengirimkan pesan kepada Tael. Seseorang misterius itu mengirim pesan "Hai, Selamat malam Tael?"

Karena malamnya itu Tael sudah tidur, paginya Tael membalas pesannya "Maaf siapa? tahu nomor ini dari siapa?". Dengan cepat seseorang misterus itupun membalas "Selamat Pagi Tael, kamu sudah makan?". Taelpun tidak membalas pesannya lagi. Dan setiap waktu seseorang misterus itu terus mengirim kepada Tael, walaupun Tael tidak sama sekali membalasnya.

Akhirnya seseorang misterius itu mengakui kalo dia itu anak pemilik tempat les khusus anak-anak SMK yang dekat dengan rumah Putri. Diapun memberi tahu namanya, namanya Fadil. Tael langsung terkaget dan langsung menanyakan "tahu dari mana nomor ini dari siapa?". Fadilpun tetap tidak memberitahu Tael, Fadil hanya membalas "Iseng, ngasalin nomer, ehhh engga nyangka beneran nomor Tael,hhehe. Dan lagi-lagi Tael tidak membalas.

Tidak pernah menyerah Fadil tetap mengirimkan pesan kepada Tael. Tael mulai penasaran dengan Fadil. Akhirnya Tael memberanikan diri menanyakan kepada Putri. Saat itu Tael, Suni, sedang menonton Putri bermain bulu tangis didepan rumahnya Putri bersama sodaranya Putri namanya Romi. Lelaki pertama yang Tael sukai itu adalah Romi. Tapi, sayangnya Romi sudah memiliki pacar. Dengan sengaja Tael menanyakan soal Fadil kepada Putri didepan Romi.

"Put, kamu kenal Fadil? katanya dia anak dari pemilik tempat les yang ada didepan itu?" tanya Tael.

"Ohh, Fadil iya kenal dia juga suka ikut main bulu tangis bareng aku kalo dia lagi ga sibuk. Kamu ko bisa tahu Fadil?"

"Dia mengirim aku pesan, entah dari siapa dia tahu nomorku. Pasti kamu yang kasih ya Put?"

"Engga mungkin aku kasih nomor kamu kedia,hmmm aku tahu kamu pasti bakal marah"

"Kalo gitu siapa ya yang kasih, apa kamu Sani?"

"Lah ko jadi aku, aku aja engga kenal Fadil, EL" Jawab Sani

Romipun memotong pembicaraan Tael, Sani, dan Putri

"Pada pulang sana, pada mandi siap-siap ngaji bentar lagi mau magrib" Ucap Romi sambil menatap mata Tael.

Taelpun salting dan cepat-cepat pamit pulang.

"Oke, aku pulang dulu ya. Jangan lupa nyamper ngaji ya" Ucap Tael sambil nahan salting

Sepulang dari tempat pengajian tiba-tiba Romi dikejutkan pacarnya yang sedang berdiri dipinggir jalan dan ternyata pacarnya sengaja menunggu Romi pulang dari tempat pengajian. Karena mereka akan malam mingguan. Taelpun saat itu menahan cemburunya, dan tiba-tiba moodnya menjadi buruk. Tidak biasanya Tael bergegas pulang dan mengatakan kepada Sani dan Putri kalo dia tidak bisa main malam ini. Sani yang diam-diam tahu kalo Tael suka dengan Romi mengerti dengan sikap Tael. lalu Sani berkata "Iya, El aku juga capek mau langsung tidur kayanya" namun kalo Putri tidak menyadarinya, Dengan singkat Putri hanya bilang "Oke".

Lihat selengkapnya