Anak Tentrem

Andriyana
Chapter #7

Bab 6

Tris merawat bayi Tentrem seperti merawat anak kandungnya sendiri. Dengan telaten, Tris memandikan, memberi susu, menyuapi, meninabobokan, menjaga, merawat bayi Tentrem dengan cermat dan menaburinya dengan kasih sayang. Bila bayi Tentrem itu mengalami sakit, cepat-cepat Tris bertanya kepada ibundanya apa yang harus dilakukannya agar keponakannya itu sehat seperti sediakala. Biasanya, Is memberikan cucunya itu obat racikan yang diketahuinya untuk meredakan sakitnya ketimbang membawa bayi Tentrem itu ke dokter.

Namun ada satu peristiwa yang membuat Tris akan selalu mengingatnya. Bayi Tentrem bila tidak tidur bersama Is, ia akan tidur sekasur bersama Tris. Jam 2 malam waktu itu. Tris menggedor-gedor pintu kamar Is yang membuatnya cepat terjaga, membuka pintu kamar dan bertanya,

“Ada apa, Tris?”

“Jembut, Bu.”

“Kenapa Jembut?”

“Badannya demam tinggi.

“Dia juga kejang badannya, Bu.”

Meski cemas, Is tetap berusaha tenang. Dia menyempatkan untuk masuk ke kamarnya dan mengenakan pakaian hangat. Di belakang Is, Tris melihat bapaknya sedang menggulung sarung di pinggangnya dengan tubuhnya hanya berkaus oblong putih lusuh dengan lubang di sana-sini sembari menggosok-gosokkan punggung tangan ke bola matanya.

Saling berbaris mereka bertiga melangkah menuju kamar Tris.

Ketika melihat bayi Tentrem masih kejang-kejang, Tris melirik kotak obat di dinding kamarnya dan bersegera meraih botol obat penurun panas dengan setengah berlari untuk diminumkan kepada keponakannya. Namun dengan cepat, Is berlari mendahului Tris dan mencegah obat cair itu masuk ke mulut cucunya. Dia tepis tangan Tris yang sudah siap memasukkan cairan obat itu ke dalam mulut cucunya.

Tris kaget, tapi enggan bertanya maupun berdebat dengan ibundanya pada saat genting itu.

“Biarkan dia leluasa.”

Tris pun mengambil jarak dari keponakannya yang masih kejang-kejang.

Lihat selengkapnya